Senin, 16 Juli 2012

Indonesia Pinjamkan Uang ke IMF, Noorsy: “Gengsi Si Miskin yang Tidak Tahu Diri"

PDF Print E-mail
Friday, 13 July 2012 07:08
Mediaumat.com. Jakarta. Pengamat Kebijakan Publik Ichsanuddin Noorsy mengecam keras pemerintah yang mencanangkan memberikan pinjaman satu milyar dolar kepada lembaga keuangan moneteri internasional IMF sebagai Si Miskin yang tidak tahu diri.

“Gengsi Si Miskin yang tidak tahu diri!” hardiknya kepada pemerintah melalui mediaumat.com, Kamis (12/7) siang di Jakarta.

Jadi, lanjutnya, pemberian penjaman itu dilakukan bukan karena tekanan negara-negara Barat tetapi lebih kepada gengsi yang tidak pada tempatnya.

Noorsy pun menyatakan bahwa penggunaan cadangan devisa untuk membeli surat utang IMF itu sama dengan menciderai rasa keadilan masyarakat. “Melukai rasa keadilan masyarakat, karena rasa keadilan masyarakat pernah dilukai oleh IMF lewat resep-resep IMF yang salah dalam melakukan pemulihan ekonomi Indonesia,” ungkapnya.

Tidak Wajar

Noorsy menjelaskan setidaknya ada lima alasan yang menunjukkan pemberian pinjaman tersebut sama sekali tidak wajar. Pertama, karena IMF adalah kaki tangan penjajah, jadi bila Indonesia mengikuti kemauannya itu sama saja mengikuti kemauan penjajah.

“Tetapi karena para pejabat kita sudah menginap penyakit symbolic torture maka mereka malah terkagum-kagum kepada penjajah dan mau meminjamkan uang negara kepada mereka,” ujarnya.
Kedua, dari aspek ekonomi, itu tidak wajar karena utang Indonesia sudah  225 milyar dolar atau mendekati 2000 trilyun.  “Mengapa kemudian kita tidak malah mengurangi beban APBN dari bayar utang saja? Memang beban bayar utang kita kecil? Kan tinggi!” tegasnya.

Ketiga, APBN Indonesia sejak 2010 hingga sekarang, keseimbangan primernya selalu negatif alias kesulitan likuiditas.  Lantaran biaya belanja lebih tinggi daripada pendapatan negara. Artinya, negara butuh likuiditas.

“Jadi ketika kita butuh likuiditas tetapi likuiditas itu malah kita serahkan ke pihak asing, ini yang cerdas siapa yang bodoh siapa sebenarnya?” hardiknya dengan nada tinggi.

Keempat, di tengah ketakutan pemerintah akan defisit APBN karena disebabkan oleh harga minyak dan minyak Indonesia itu didikte oleh asing, pemerintah malah berani melepas uang negara keluar kemudian tetap berteriak bahwa APBN diancam defisit yang membengkak karena BBM.

“Ini kan gila, mengapa tidak yang satu miliar dolar itu dimasukan ke APBN sehingga defisit kita tidak masalah? Itu kan uang kita sendiri,” tanyanya retorik.

Kelima, betul Bank Indonesia independen, tetapi keindependenan BI tidak boleh menciderai rasa keadilan rakyat. Jadi seindependen-independennya BI masih saja harus mengajukan anggaran ke DPR. Artinya, segala macam kegiatan keuangan yang tidak dalam rancangan anggaran mestinya tetap meminta persetujuan DPR. Jadi BI tidak boleh membeli surat utang IMF tanpa persetujuan DPR.

“Sehingga ketika BI memberi surat utang tanpa persetujuan DPR maka komisi XI berhak mempertanyakan mengapa BI mengeluarkan kebijakan membeli surat utangnya IMF!” pungkasnya.[] Joko Prasetyo

sumber:  http://mediaumat.com/headline-news/3832-indonesia-pinjamkan-uang-ke-imf-noorsy-gengsi-si-miskin-yang-tidak-tahu-diri.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar