Minggu, 22 Juli 2012

Harus Bersatu Lawan Israel


Budi Mulyana, Pengamat Politik Luar Negeri dan anggota Lajnah Khusus Intelektual DPP HTI


Hizbut Tahrir secara konsisten menolak berdirinya negara Israel. Semua solusi ditolak, kecuali solusi mengerahkan tentara negeri-negeri kaum Muslimin untuk mengusir atau berperang melawan Israel. Mengapa demikian? Temukan jawabannya dalam wawancara wartawan Media Umat Joko Prasetyo dengan Ketua Lajnah Khusus Intelektual DPP Hizbut Tahrir Indonesia Budi Mulyana. Berikut petikannya.
 

Bagaimana tanggapan Anda dengan hadirnya tokoh-tokoh nasional pada HUT Israel di Singapura?
Peringatan HUT Israel di Singapura, tentunya bukan hal yang mengejutkan bagi kita. Hubungan Israel dan Singapura memang sudah terjalin sejak lama. Pada peringatan kemerdekaan Singapura, 9 Agustus 1969, hubungan tersebut dinyatakan secara terbuka ketika undangan dikejutkan dengan pameran kekuatan militer Singapura berupa 30 tank buatan Israel yang merayap di jalanan.
Namun hadirnya orang-orang yang dianggap tokoh nasional pada HUT kemerdekaan Israel ke-64, di gedung School of the Arts di Singapura, pada Kamis (26/4/2012) sangat mencerminkan pengkhianatannya kepada konstitusi negeri ini, dan kalau mereka Muslim, maka pengkhianatannya itu ditambah lagi kepada Allah SWT, Rasulullah SAW dan kaum Muslimin.

Mereka semua Muslim, dan mengapa dikatakan berkhianat kepada Allah SWT, Rasulullah SAW dan kaum Muslimin?
Karena seharusnya saudara seiman yang dibela, dilindungi, bahkan dibantu, bukan malah bergembira atas penjajahan saudara seiman. Di mana keimanan mereka  yang hadir tersebut?


Siapa tahu dengan akrabnya mereka dengan tokoh Israel dapat mendamaikan Israel-Palestina. Tanggapan Anda?
Allah SWT telah melarang kaum Muslimin untuk berakrab ria dengan musuh dari saudaranya. Sehingga secara akidah, tidak bisa diterima alasan tersebut. Alquran sudah mengatakan Yahudi itu musuh, seperti difirmankan Allah SWT dalam Alquran Surat Al-Maidah ayat 82, yang artinya: “Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.
Terlebih, siapa yang bisa menjamin bahwa dengan adanya keakraban tersebut dapat mendamaikan Israel-Palestina. Persoalan konflik Israel-Palestian adalah persoalan politik-ideologis, bukan persoalan personal. Jadi sangat mustahil hanya sekadar keakraban personal, apalagi person tersebut bukan pemegang kebijakan politik yang menentukan, akankah dapat mendamaikan Israel-Palestina?


Jadi kaum Muslimin tidak boleh berdamai dan menjalin hubungan dengan Israel?
Ya!


Mengapa?
Karena mereka telah menjajah tanah kaum Muslimin. Mereka telah merampas milik kaum Muslimin. Maka pilihan satu-satunya adalah melawan untuk mengambil lagi apa yang menjadi milik kita.


Bagaimana dengan solusi two states solution Israel dan Palestina?
Secara historis, solusi ini dibuat awalnya untuk ‘melegalkan’ penjajahan Israel terhadap bumi Palestina.  Pasca kalahnya Khilafah Turki Utsmani pada Perang Dunia I, sebagian besar wilayah Turki Utsmani dicaplok oleh para ‘pemenang perang’ seperti Inggris dan Prancis.
Mereka kemudian melegalkan pencaplokan ini dengan konsep ‘Trusteed State’ yang dinaungi oleh Liga Bangsa-Bangsa. Seolah mereka diminta untuk mempersiapkan ‘kemerdekaan’ bagi negeri yang dulunya ‘dijajah’ oleh suatu negara. Pasca bubarnya LBB, lahir PBB yang kemudian melalui Majelis Umum PBB menyetujui rencana pembagian Palestina menjadi tiga bagian.
Dengan demikian terbit Resolusi No 181 (II) 29 November 1947, yang membagi Palestian jadi tiga. Pertama, Negara Arab, dengan wilayah Acre, Nazareth, Jenin, Nablus, Ramallah, Hebron, Jalur Gaza, dan pelabuhan Jaffa.
Kedua, Negara Yahudi, dengan wilayah Safad, Tiberias, Beisan, Haifa, Tulkarm, Ramleh, Sahara Negeb dan Jaffa. Ketiga, Yerusalem sebagai wilayah di bawah pengawasan internasional.  Keputusan ini diterima oleh Yahudi, tetapi ditolak oleh Arab Palestina.
Orang Arab menganggap pembagian ini tidak adil dan melawan kehendak mayoritas penduduk asli Palestina. Yang kemudian lahirlah perang Arab-Israel.

Kenapa solusi tersebut ditolak?
Solusi tersebut artinya memberikan kesempatan penjajah untuk menikmati jajahannya, walaupun ‘sementara’ sebagian.  Tentunya solusi ini bukan solusi yang benar. Bagaimana mungkin mempersilakan penjajah melanjutkan melakukan penjajahan adalah solusi? Apakah bangsa Indonesia mau berbagi negeri ini dengan Belanda, sang penjajah? Justru dengan lantang kita suarakan dan lakukan pengusiran Belanda secara totalitas.


Apa saja kejahatan Israel kepada Palestina?
Kejahatan utama Israel adalah merampas tanah kaum Muslimin di Palestina. Dari kejahatan tersebut, mereka kemudian melakukan kejahatan turunannya, berupa pengusiran kaum Muslimin dari bumi Palestina.
Sejak mereka hadir di Palestina, sudah jutaan kaum Muslimin menjadi pengungsi di seantero negeri Timur Tengah. Laporan Pusat Statistik Palestina menyebutkan, jumlah pengungsi Palestina yang tercatat pada Kantor PBB Urusan Pengungsi Palestina (UNRWA) sampai pertengahan tahun 2010 lalu mencapai 4,8 juta pengungsi, terpencar di puluhan kamp di Yordania, Libanon, Suriah dan wilayah Palestina (Tepi Barat dan Jalur Gaza).
Penjajah juga berusaha melegalkan tindakan mereka dengan menciptakan opini bahwa merekalah pemilik sah tanah Palestina, yang bahasa mereka adalah ‘Tanah yang Dijanjikan’. Mereka menggunakan berbagai organisasi internasional, mulai dari PBB, hingga Liga Arab untuk mendukung keinginan mereka.
Dan negara-negara Barat, terutama Inggris dan Amerika Serikat adalah negara yang secara hipokrit mendukung semua tindakan jahat Israel ini.


Mereka jahat hanya pada Palestina atau kepada negeri kaum Muslimin lain juga?
Secara langsung, tentu kepada kaum Muslimin di Palestina. Tetapi mereka juga banyak melakukan kejahatan kepada kaum Muslimin di negeri lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya bagaimana mereka melalui perusahaan multi nasional (MNC) yang dikuasai oleh orang-orang Yahudi melakukan eksploitasi kekayaan alam negeri kaum Muslimin seperti di Indonesia dan juga negeri lainnya.


Bagaimana dengan sepak terjang mereka di Indonesia?
Tanpa kita sadari, bahwa komunitas kaum Yahudi yang bernama Indonesia Israel Public Affair Commitee (IIPAC) sudah berada di negeri ini selama delapan tahun, tepatnya berdiri tahun 2002. lembaga yang berbasis di Jakarta ini bercita-cita mengarahkan opini publik dan elite Indonesia agar pro-Israel.

Menurut Direktur Eksekutif IIPAC Benjamin Ketang, IIPAC adalah sebuah Komite Urusan Publik Indonesia-Israel yang terbentuk dari kegagalan Presiden RI yang saat itu di jabat oleh Gus Dur untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel
Sebelumnya, Menteri Perindustrian dan Perdagangan Luhut Binsar Pandjaitan pada tahun 2001 menandatangani Surat Keputusan Menperindag No.23/MPP/01/2001 tertanggal 10 Januari 2001 yang melegalkan hubungan dagang antara RI dengan Zionis-Israel.
Hubungan lainnya, misalnya pada 13 September 2005, Menteri Luar Negeri Hassan Wirayudha bertemu dengan Menlu Israel, Silvan Shalom, di New York, AS.
Jaringan Israel “connection” sudah sangat luas di Indonesia, termasuk dari kalangan militer. Di zamannya Jenderal Benny Murdani, militer Indonesia mempunyai hubungan dekat dengan Zionis-Israel, seperti digambarkan dalam buku biografinya Jenderal Sumitro.
Jadi, walaupun Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, tetapi hubungan berjalan di segala bidang. Termasuk di bidang perdagangan dan teknologi. Bahkan di Manado terdapat Sinagog, yang menjadi tempat berkumpulnya, jaringan Israel “connection” di Indonesia.

Lantas, apa yang harus dilakukan kaum Muslimin untuk melawan mereka?
Kaum Muslimin harus bersatu untuk melawan Israel. Selama kaum Muslimin terpecah belah, maka hal itu menjadi celah bagi mereka untuk mengadu domba kaum Muslimin
Dan kita melihat Israel ditopang oleh komunitas internasional yang digawangi oleh kekuatan Amerika dan Inggris, untuk itu maka harus juga digalang kekuatan umat Islam secara internasional  melalui negara superpower sebagaimana dulu Khilafah Turki Utsmani melalui Khalifahnya, Sultan Abdul Hamid II, bisa bersikap tegas kepada bangsa Yahudi yang berupaya mengelabuinya.[]

sumber: http://mediaumat.com/wawancara/3797-82-harus-bersatu-lawan-israel.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar