Selasa, 24 Juli 2012

Sejarah Awal Kaum Israel/Yahudi

Dimulai sejak Abad Perunggu ketika orang-orang Semit pindah dari peradaban di lembah Eufrata ke perbukitan Kan’an (Palestina) tepi laut tengah dengan menyeberangi sungai Eufrat dibawah pimpinan Nabi Ibrahim AS. Oleh bangsa Arab mereka disebut sebagai Ibrani yang berarti “orang-orang yang menyeberang sungai”.

Berkat keimanan dan kesalehan, Nabi Ibrahim AS dijanjikan oleh Allah SWT kelak keturunannya mengikuti jalan hidupnya dan menjadi sumber rahmat bagi bangsa-bangsa lain.
Diusia senja Nabi Ibrahim AS memindahkan putra sulungnya Nabi Ismail AS dan ibunya ke lembah Bakka (Mekkah). Disanalah setelah dewasa Nabi Ismail AS menyebarkan agama tauhid dan membangun Baitullah (Ka’bah) bersama ayahnya Nabi Ibrahim AS.

Sementara itu risalah Nabi Ibrahim AS di Palestina diteruskan oleh putra keduanya yaitu Nabi Ishaq AS dan putranya (cucu Nabi Ibrahim AS) yaitu Nabi Ya’qub AS yang mempunyai 12 keturunan (cikal bakal 12 suku Bani Israil).

Salah seorang anak nabi Ya’qub AS yakni Nabi Yusuf AS diangkat menjadi gubernur Mesir dibawah pemerintahan Raja Hyksos (seorang keturunan Semit). Pada saat itulah bangsa Semit (cikal bakal Yahudi) yang bermukim di perbukitan Kan’an pindah dan tinggal cukup lama di Mesir.

Pada tahun 1580 sebelum masehi, bangsawan dari Thebes yaitu Aahmes menumbangkan pemerintahan Raja Hyksos, sehingga suku bangsa Semit di Mesir dijadikan budak.
Penindasan kaum Semit/cikal bakal kaum Yahudi di Mesir dilakukan hingga masa Fir’aun Ramses II berkuasa, kemudian Allah SWT menghadirkan Nabi Musa AS Nabi Musa AS kemudian memimpin kaum Yahudi melakukan eksodus dari Mesir ke Palestina, dengan menyeberangi Laut Merah, dimana Fir’aun Ramses II beserta pasukannya tenggelam.

Sesampainya rombongan yang dipimpin Nabi Musa AS di Gurun Sinai,  Nabi Musa AS meninggalkan rombongan kaum Yahudi sejenak untuk ke Horeb (menerima 10 perintah Allah). Pada saat sepeninggalan Nabi Musa AS ke Horeb, kaum Yahudi melupakan Yahweh / Jehovah / Tuhan dan mulai menyembah sapi emas.
Allah SWT murka, mereka terlunta-lunta selama 40 tahun tanpa pimpinan, dikarenakan Nabi Musa AS wafat dalam perjalanan ke Palestina.

Perjalanan kaum Yahudi dari Gunun Sinai ke Kan’an (Palestina) dilanjuti dibawah pimpinan murid Nabi Musa AS yaitu Yoshua dan Nabi Harun AS.
Sesampainya di Kan’an mereka berhadapan dan bertempur dengan kaum pribumi Arab, dan mereka menang.

Hingga wafatnya Yoshua dan Nabi Harun AS, kaum Yahudi kembali menyembah dewa-dewa dengan mengadopsi adat istiadat kaum Kan’an di Palestina dengan menyebah dewa Baals dan Astertes.

Hingga suatu masa mereka menghadapi serbuan dari bangsa Arab Palestina dibawah pimpinan Goliath (Jaluth). Sejak saat itu kaum Yahudi di Palestina dikuasai dibawah pimpinan Raja Saul atau Thalut.dalam dinasti kerajaan Yudea.
Pada tahun 1012 – 972 sebelum masehi Nabi Daud AS mengantikan Raja Saul dan berhasil memperluas wilayah kerajaan Yudea hingga ke batas Assyria (Syria) dan menjadikan Yerussalem sebagai ibukota kerajaan Yudea.

Nabi Daud AS juga membersihkan kaum Yahudi dari kepercayaan purba (menyembah dewa-dewa) untuk kembali kepada ajaran Nabi Musa AS.

Kebijakan Nabi Daud AS diteruskan oleh putranya Nabi Sulaiman AS dan dimasa kepemimpinannya ia membangun kanisah / haikal / kuil.

Sepeninggalnya Nabi Sulaiman AS, kaum Yahudi terpecah, yang semula hanya ada satu kerajaan dan ibukota yaitu kerajaan Yudea dan ibukota Yerussalem kini menjadi dua yaitu kerajaan Israel utara dengan ibukota Samaria dan rajanya bernama Jeroboam, sedangkan Israel selatan dengan kerajaan Yudea dan ibukota Yerussalem,.

Pada tahun 738 sebelum masehi pasukan Assyria dibawah pimpinan raja Tiglath-Pilesar III menghancurkan Israel, dan pada tahun 721 sebelum masehi dibawah pimpinan raja Sargon II mengusir kaum Yahudi dari Israel.
Adapun kerajaan Yudea masih tetap eksis, dibawah kepimpinan raja Yehoram yang menganjurkan kepada Bani Israil untuk menyembah dewa Baals.
Hingga pada masa kepemimpinan raja Yehezkiel kaum Yahudi kembali kepada kemurnian ajaran Nabi Musa AS dan pemurnian tersebut diteruskan oleh Nabi Ilyas AS.

Pada tahun 586 sebelum masehi bangsa Babylonia dibawah pimpinan raja Nebuchadnezer menyerbu Yerussalem dan berkuasa, sehingga kaum Yahudi dibuang ke Babylonia.

Dan pada tahun 535 sebelum masehi, bangsa Babylonia dikuasai oleh bangsa Persia dibawah kepemimpinan Raja Cyrus, pada masa tersebut kaum Yahudi diizinkan kembali pulang dari Babylonia ke Yerussalem (Palestina) dibawah kepemimpinan Pangeran Zerub-babel dan kepala pendeta Yoshua, disana mereka membangun Haikal Sulaiman / Kuil Sulaiman sementara itu beberapa pimpinan agama lainnya dari kaum Yahudi seperti  Haggai, Zehariah dan Malachi menegakkan kembali ajaran Nabi Musa AS.

Pada tahun 333 sebelum masehi kekuasaan bangsa Persia atas kerajaan Yudea di Yerussalem (Palestina) jatuh ketangan Raja Iskandar Zulkarnaen, pada masa ini bangsa Israel diberi kebebasan menjalani agama dan adat istiadatnya secara penuh.

Ketika Raja Iskandar Zulkarnaen wafat, maka kekuasaan atas Palestina jatuh ketangan bangsa Yunani yang juga menguasai Mesir.
Pada masa kekuasaan Raja Yunani Antiochus IV ajaran-ajaran Nabi Musa AS diruntuhkan dengan ajaran-ajaran filsafat Yunani.

Hingga pada tahun 164 sebelum masehi kaum Bani Israil Ortodoks memenangkan pertempuran melawan Raja Antiochus IV dibawah kepemimpinan Mathatias dan Maccabees. Pada saat itu kaum Bani Israil kembali menguasai Yerussalem (Palestina) dibawah pimpinan panglima Lyaisas.

Pada tahun 143 sebelum masehi, pemberontakan kaum Yahudi atas kepemimpinan raja Selecuid dibawah pimpinan Simon kembali terjadi. Pada saat itulah muncul dua tokoh yang membaiat diri sebagai raja atas kerajaan Yudea dengan dukungan dari kaisar Pompey Romawi, sehingga terjadinya perang saudara.
Hingga pada tahun 63 sebelum masehi bangsa Romawi menyerbu kerajaan Yudea di Yerussalem (Palestina) dan berkuasa.

Ketika dibawah kepemimpinan Julius Caesar, ditunjuklah Antipater sebagai pelindung kerajaan Yudea di Palestina dan menunjuk Herodes sebagai gubernur Galilea.

Dan pada tahun 39 sebelum masehi, Herodes menjadi Raja di kerajaan Yudea di Yerussalem (Palestina)

Pada masa perpecahaan / perang saudara bangsa Bani Israil tersebut, terdapat beberapa kaum yaitu :

Kaum Saduki, yang memihak dan tunduk secara penuh pada penguasa Romawi.

Kaum Farisi, cenderung mengurusi agama yang telah dipengaruhi oleh filsafat-filsafat Yunani dan Romawi. Kaum Farisi memusatkan ibadah mereka di Sinagog. Ajaran merekalah yang hingga saat ini masih tetap eksis.

Kaum Zealot, yang meyakini bahwa kaum Bani Israil adalah umat terpilih dan tanah Palestina adalah tanah yang dijanjikan / tanah mereka.

Kaum Essene, yang selalu menjaga ajaran tauhid Nabi Musa AS. Pada kaum inilah Al Masih Putera Mariam dibesarkan melalui kepemimpinan Nabi Yahya AS atau disebut Johanes Pembaptis (Nabi Yahya AS menentang Raja Herodes     yang berkeinginan untuk menikahi Herodya /kemenakannya, hingga akhirnya Nabi Yahya AS dibunuh oleh penguasa kerajaan Yudea).

Disamping itu penguasa kerajaan Yudea juga membunuh Zakariya  (yang membela Nabi Yahya AS).

Pada tahun 4 sebelum masehi Nabi Isa AS lahir di Betlehem, dan ibunya mengungsikannya ke Nazareth dan menitipkannya ke kaum Essene untuk menghindari kekejaman Raja Herodes.

Dalam dakwahnya pada tahun 30 masehi, Nabi Isa AS sempat mengunjungi rumah ibadah Sinagog di Yerussalem, dimana para tokoh agama Yahudi dari kaum Farasi sangat membencinya dan memutuskan untuk menangkapnya dan membawa ke gubernur Romawi yang berkuasa yaitu Pontius Pilatus dan atas desakan para tokoh agama Yahudi maka Nabi Isa AS di hukum salib.

Untuk kesekian kalinya kaum Bani Israil atau Yahudi mengingkari Allah SWT, laknat Allah SWT hadir ketika mereka kaum Bani Israil melakukan pemberontakan terhadap penguasa Romawi Kaisar Elia Hadrian, yang akhirnya mereka kaum Bani Israil dihancurkan oleh panglima Romawi yaitu Julius Cephrius, hingga akhirnya kaum Bani Israil dilarang memasuki Yerussalem. Larangan Yahudi masuk ke Yerussalem (Palestina) berlanjut dari waktu ke waktu hingga abad ke-19. Selama itu mereka hidup dalam pola diaspora.

Dalam pola hidup diaspora, para pendeta (rabib) Yahudi mempersatukan mereka dengan mendirikan Akademi Sanhedran di Jabneh dan akhirnya akademi tersebut pindah ke Galilea, disanalah mereka mengumpulkan tradisi lisan kaum Yahudi dalam bentuk Mishnah.

Dalam kurun waktu lama, mereka hidup dalam pengasingan dan penindasan, hingga pada tahun 1860 – 1901 masehi muncullah ide membentuk negara Yahudi yang diperakasai oleh Theodore Herzl, hingga puncaknya pada saat Palestina dijajah Inggris, lahirlah deklarasi Balfour tahun 1917 dan deklarasi tersebut disahkan pada tahun 1922 dan akhirnya pada 14 Mei 1948 Ben Gurion menproklamasikan kemerdekaan Israel dengan ibukota Tel Aviv. Hingga terjadi eksodus besar-besar atas seluruh kaum Yahudi diseluruh penjuru dunia untuk kembali ke Israel

Keterangan :

Nabi Ibrahim AS hidup dan wafat ditanah Palestina. Ia adalah leluhur para Nabi-Nabi Allah SWT dengan melalui jalur Nabi Ismail AS (yang melahirkan kaum Quraisy) dan jalur Nabi Ishak AS (yang melahirkan Nabi Yakub AS dengan kaum Bani Israil-nya).

Pada zaman Nabi Ibrahim AS terdapat seorang penguasa yang bernama Namrudz, yang oleh Nabi Ibrahim AS diajak untuk bertauhid atas Allah SWT Yang Maha Esa. Namun Namrudz malah menghukum Nabi Ibrahim AS dengan membakarnya dan oleh Allah SWT api tersebut menjadi dingin sehingga Nabi Ibrahim AS selamat.

Kemudian Nabi Ibrahim AS bersama kemenakannya (Nabi Luth AS) hijrah ke selatan Turki atau utara Syria ke suatu tempat bernama Hurran / Al-Raha.

Kemudian hijrah kembali ke Palestina dan bermukim di Shecem dekat Nablus. Dan tak lama kemudian pindah ke Ramallah dan Qud lalu pergi untuk bermukim ke Mesir. Di Mesir Nabi Ibrahim AS menikah dengan Hajar putri penguasa di Mesir.

Sekian lama bermukim di Mesir Nabi Ibrahim AS hijrah kembali ke Palestina sedangkan Nabi Luth AS hijrah menuju Sadum (Sodom).
Di Palestina Nabi Ibrahim AS memiliki seorang anak bernama Nabi Ismail AS dan 13 tahun kemudian dianugrahkan seorang putra bernama Nabi Ishak AS dari istri keduanya yakni Sarah.

Suatu saat Nabi Ibrahim AS memindahkan Hajar dan Nabi Ismail AS ke Lembah Bakka (Makkah, disanalah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS mendirikan Ka’bah).

Sedangkan Nabi Ishak AS dan ibunya Sarah tetap bermukim di Palestina.

Pada tahun 1750 sebelum masehi, Nabi Ishak AS dianugrahi seorang putra kembar yakni Aishu dan Nabi Ya’qub AS namun setelah mereka dewasa terjadi perselisihan diantara mereka. Sehingga Nabi Ya’qub AS melakukan hijrah ke Labaan di Hurran.

Disana Nabi Yakub AS menikah dengan Layya dan Rahil dan kemudian dengan Zilpa dan Dilha. Dari keempat istrinya Nabi Ya’qub AS memperoleh 12 keturunan diantaranya adalah Nabi Yusuf AS.

Setelah 20 tahun menetap di Hurran, Nabi Ya’qub AS dan keluarganya hijrah ke Palestina dengan menempuh perjalanan malam. Ketika tiba suatu tempat yang disebut Illiyya, bertemulah dengan Malaikat Jibril, dimana Nabi Ya’qub dipanggil sebagai Israil yang artinya orang yang melakukan perjalanan malam. Ditempat inilah yang sekarang berdiri Masjidil Aqsha atau Baitul Maqdis.

Ketika Nabi Yusuf AS menjadi pembesar Kerajaan Mesir, keluarga Nabi Ya’qub AS yang berjumlah puluhan hijrah ke Mesir dan tinggal selama 17 tahun.

Sepeninggalnya Nabi Ya’qub AS dan kemudian Nabi Yusuf AS, kaum Bani Israil mengalami penindasan dan baru mendapatkan kemerdekaan kembali di saat masa Nabi Musa AS. Pada masa Nabi Musa AS, mereka melakukan hijrah dari Mesir ke Palestina.

Puncak kejayaan Bani Israil pada masa Nabi Daud AS memimpin kerajaan Yudea di Yerussalem Palesrina dan diteruskan oleh puteranya Nabi Sulaiman AS.
Sepeninggalnya Nabi Sulaiman AS, kaum Bani Israil kembali terpecah dan dijajah oleh bangsa Babylonia.


Minggu, 22 Juli 2012

Austria Menandai Ulang Tahun Keseratus UU Tentang Pengakuan Terhadap Islam

mediaumat.com- Pemerintah Austria bersama dengan komunitas Muslim di negara itu merayakan ulang tahun ke-100 Undang-Undang tentang Islam.
Undang-undang, yang diakui pada tahun 1912 dalam Pasal 1, mengakui Islam “sebagai sebuah komunitas agama” dan memberikannya “perlindungan hukum yang sama seperti yang diberikan kepada komunitas agama-agama lainnya yang diakui secara hukum”.

UU itu dibuat di masa kekuasaan Kaisar Habsburg Franz Joseph setelah aneksasi Austria Bosnia-Herzegovina.

Austria menjamin hak-hak kaum Muslim yang sama seperti semua komunitas agama maupun dalam pendidikan agama di sekolah negeri, administrasi urusan internal dan peribadatan masyarakat.
Dalam upacara yang diadakan di balai kota Wina, Rathaus, Presiden Austria Heinz Fischer menyerukan hubungan damai dan menghormati komunitas Muslim.

Para pejabat senior pemerintah menghadiri upacara peresmian masjid yang menandai ulang tahun ke seratus kaum Muslim Austria.

“Austria merupakan sebuah model di Eropa dalam urusan dengan Islam, tetapi kaum Muslim Austria juga merupakan model bagi Eropa,” kata Omar al-Rawi, Dewan Kota Wina, kepada BBC pada tanggal 3 Juli. Rawi juga menambahkan bahwa UU itu memungkinkan untuk mengintegrasikan kaum Muslim di Austria dan mereka merasa diterima.

“Islam secara resmi diakui oleh monarki Austria-Hongaria pada tahun 1912, tak lama setelah Bosnia dan Herzegovina masuk ke dalam wilayah Kekaisaran Austria-Hongaria, dan Austria sangat bangga dengan pengakuan awal dari warga Muslim,” kata Presiden Fischer dalam suatu wawancara dengan surat kabar Turki, Zaman.

Austria merupakan tempat bagi setengah juta Muslim atau sekitar 6 persen dari penduduk negara itu. Islam merupakan agama terbesar kedua setelah agama Katolik Roma di ibukota Wina.

Menurut perkiraan, ada sekitar 60.000 anak-anak yang menghadiri kelas-kelas pendidikan Islam di sekolah-sekolah negeri Austria. []alarabiya

sumber: http://mediaumat.com/headline-news/3829-austria-menandai-ulang-tahun-keseratus-uu-tentang-pengakuan-terhadap-islam.html

Ateis dan Komunis Sebuah Kemungkaran Kenapa dibolehkan


 “Pernyataan itu tidak layak keluar dari lisan seorang Muslim. Tidak bisa diterima akal sehat orang yang mengaku berimana kepada Allah Swt, membolehkan penganut atheisme dan komunisme atas dasar HAM,” ujar Rokhmat S Labib, Kamis (12/7) kepada mediaumat.com di Jakarta menanggapi pernyataan Mahfidz MD. Sebagaimana diberitakan, Ketua Mahkamah Konstitusi itu menyatakan, keberadaan golongan penganut atheis dan komunis di Indonesia diperbolehkan.  Hal tersebut mengacu pada konstitusi bahwa kebebasan harus dianggap setara.

Menurut Rokhmat, di samping tidak layak, pernyataan ini juga sangat berbahaya. Sebab, ketika para penganut atheisme-komunisme diperbolehkan atas dasar HAM dan kebebasan, maka mereka akan menuntut hak-haknya sebagaimana warga yang beragama. Contohnya, jika di sekolah ada pelajaran agama bagi siswa yang beragama, maka penganut atheisme juga bisa menuntut diberikan pelajaran atheisme bagi mereka. Karena dianggap sebagai hak, negara harus melayani mereka. Negara harus menyediakan guru-guru dan pelajaran atheis. “Coba, apa tidak berbahaya?” ujar ketua DPP HTI itu.

“Atas dasar kebebasan dan kesetaraan, mereka juga bisa menuntut hak-hak lainnya. Bedjo Untung , seorang ex-underbouw PKI, misalnya, langsung meminta agar pernyataan Mahfudz itu diimplementasikan dalam bentuk tidak perlunya mencantumkan agama di KTP,” katanya lagi.

“Tentu masih ada banyak implikasi berikutnya. Karena dianggap legal dan setara, tidak boleh ada larangan bagi penganut atheisme menjadi pejabat penting, bahkan menjadi presiden. Ketika itu terjadi, maka atheisme-komunis akan semakin tersebar dan berkembang luas. “Itu jelas mengundang murka Allah,” Tegas Rokhmat.

Rokhmat juga menegaskan, “Semestinya, Pak Mahfudz sadar. Pangkal utama kerusakan dan krisis di negeri adalah karena menerapkan kapitalisme-kiberalisme, Demokras, HAM, dan ide kufur lainnya. Semua ide kufur itulah yang terbukti menjadi bang aneka kerusakan. Karena itu, semua ide dan sistem itu harus dicampakkan dan dibuang jauh-jauh. Sebagai gantinya, terapkan Islam secara kaffah. Bukan malah sebaliknya. Semakin menambah daftar ide kufur yang dilegalkan.”

“Maka, kami mengingatkan kepada Pak Mahfudz untuk mencabut pernyataannya dan segera bertaubat. Ingatlah, semua ucapan yang keluar dari lisan kita akan dimintai pertanggungjawaban Allah Swt di akhirat kelak.” imbuhnya. .[] fatih mujahid

sumber: http://mediaumat.com/headline-news/3834-hti-ateis-dan-komunis-sebuah-kemungkaran-kenapa-dibolehkan.html

Budi Mulyana: "Bukan Sekedar Kedubes Tetapi Markas Militer!"

Terkait pembangunan gedung baru Kedutaan Besar Amerika Serikat, Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana, menegaskan ini bukan sekedar pembangunan kedubes tetapi markas militer.

"Ini bukan sekedar kedutaan besar tetapi markas militer!" ungkapnya kepada mediaumat.com, Sabtu (14/7) di Gedung DPP Hizbut Tahrir Indonesia, Crown Palace, Soepomo, Jakarta Selatan.

Lantaran gedung yang dibangun adalah berikut markas satuan pengaman laut Marine Security Guard Quarters (MSGQ) dengan embel-embel fasilitas rahasia dan personil keamanan yang diperlukan (Secret Facility and Personnel Security Clearances Required). Ini mengindikasikan secara jelas apa yang akan dibangun dari gedung 10 lantai ini. Dan gedung ini letaknya tidak jauh dari Istana Negara.

"Lalu di mana kedaulatan negeri ini?" tanya anggota Lajnah Intelektual DPP HTI tersebut tetorik.
Kemudian Dosen Hubungan Internasional Unikom Bandung tersebut menunjukkan salinan kontrak rancang-bangun pembangunan kedutaan besar Amerika di Indonesia Department of State 2012 Design-Build Contract for US Embassy Jakarta, Indonesia yang didapatnya, Budi menunjukkan paragraf yang mendukung pernyataannya itu.

1. Project Description (Secret Facility and Personnel Security Clearances Required) SAQMMA-12-R0061, Jakarta, Indonesia NEC. The project will consist of design and construction services including a New Office Building (NOB) with attached Marine Security Guard Quarters (MSGQ).[]  

sumber: http://mediaumat.com/headline-news/3835-budi-mulyana-qbukan-sekedar-kedubes-tetapi-markas-militerq.html

Harus Bersatu Lawan Israel


Budi Mulyana, Pengamat Politik Luar Negeri dan anggota Lajnah Khusus Intelektual DPP HTI


Hizbut Tahrir secara konsisten menolak berdirinya negara Israel. Semua solusi ditolak, kecuali solusi mengerahkan tentara negeri-negeri kaum Muslimin untuk mengusir atau berperang melawan Israel. Mengapa demikian? Temukan jawabannya dalam wawancara wartawan Media Umat Joko Prasetyo dengan Ketua Lajnah Khusus Intelektual DPP Hizbut Tahrir Indonesia Budi Mulyana. Berikut petikannya.
 

Bagaimana tanggapan Anda dengan hadirnya tokoh-tokoh nasional pada HUT Israel di Singapura?
Peringatan HUT Israel di Singapura, tentunya bukan hal yang mengejutkan bagi kita. Hubungan Israel dan Singapura memang sudah terjalin sejak lama. Pada peringatan kemerdekaan Singapura, 9 Agustus 1969, hubungan tersebut dinyatakan secara terbuka ketika undangan dikejutkan dengan pameran kekuatan militer Singapura berupa 30 tank buatan Israel yang merayap di jalanan.
Namun hadirnya orang-orang yang dianggap tokoh nasional pada HUT kemerdekaan Israel ke-64, di gedung School of the Arts di Singapura, pada Kamis (26/4/2012) sangat mencerminkan pengkhianatannya kepada konstitusi negeri ini, dan kalau mereka Muslim, maka pengkhianatannya itu ditambah lagi kepada Allah SWT, Rasulullah SAW dan kaum Muslimin.

Mereka semua Muslim, dan mengapa dikatakan berkhianat kepada Allah SWT, Rasulullah SAW dan kaum Muslimin?
Karena seharusnya saudara seiman yang dibela, dilindungi, bahkan dibantu, bukan malah bergembira atas penjajahan saudara seiman. Di mana keimanan mereka  yang hadir tersebut?


Siapa tahu dengan akrabnya mereka dengan tokoh Israel dapat mendamaikan Israel-Palestina. Tanggapan Anda?
Allah SWT telah melarang kaum Muslimin untuk berakrab ria dengan musuh dari saudaranya. Sehingga secara akidah, tidak bisa diterima alasan tersebut. Alquran sudah mengatakan Yahudi itu musuh, seperti difirmankan Allah SWT dalam Alquran Surat Al-Maidah ayat 82, yang artinya: “Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.
Terlebih, siapa yang bisa menjamin bahwa dengan adanya keakraban tersebut dapat mendamaikan Israel-Palestina. Persoalan konflik Israel-Palestian adalah persoalan politik-ideologis, bukan persoalan personal. Jadi sangat mustahil hanya sekadar keakraban personal, apalagi person tersebut bukan pemegang kebijakan politik yang menentukan, akankah dapat mendamaikan Israel-Palestina?


Jadi kaum Muslimin tidak boleh berdamai dan menjalin hubungan dengan Israel?
Ya!


Mengapa?
Karena mereka telah menjajah tanah kaum Muslimin. Mereka telah merampas milik kaum Muslimin. Maka pilihan satu-satunya adalah melawan untuk mengambil lagi apa yang menjadi milik kita.


Bagaimana dengan solusi two states solution Israel dan Palestina?
Secara historis, solusi ini dibuat awalnya untuk ‘melegalkan’ penjajahan Israel terhadap bumi Palestina.  Pasca kalahnya Khilafah Turki Utsmani pada Perang Dunia I, sebagian besar wilayah Turki Utsmani dicaplok oleh para ‘pemenang perang’ seperti Inggris dan Prancis.
Mereka kemudian melegalkan pencaplokan ini dengan konsep ‘Trusteed State’ yang dinaungi oleh Liga Bangsa-Bangsa. Seolah mereka diminta untuk mempersiapkan ‘kemerdekaan’ bagi negeri yang dulunya ‘dijajah’ oleh suatu negara. Pasca bubarnya LBB, lahir PBB yang kemudian melalui Majelis Umum PBB menyetujui rencana pembagian Palestina menjadi tiga bagian.
Dengan demikian terbit Resolusi No 181 (II) 29 November 1947, yang membagi Palestian jadi tiga. Pertama, Negara Arab, dengan wilayah Acre, Nazareth, Jenin, Nablus, Ramallah, Hebron, Jalur Gaza, dan pelabuhan Jaffa.
Kedua, Negara Yahudi, dengan wilayah Safad, Tiberias, Beisan, Haifa, Tulkarm, Ramleh, Sahara Negeb dan Jaffa. Ketiga, Yerusalem sebagai wilayah di bawah pengawasan internasional.  Keputusan ini diterima oleh Yahudi, tetapi ditolak oleh Arab Palestina.
Orang Arab menganggap pembagian ini tidak adil dan melawan kehendak mayoritas penduduk asli Palestina. Yang kemudian lahirlah perang Arab-Israel.

Kenapa solusi tersebut ditolak?
Solusi tersebut artinya memberikan kesempatan penjajah untuk menikmati jajahannya, walaupun ‘sementara’ sebagian.  Tentunya solusi ini bukan solusi yang benar. Bagaimana mungkin mempersilakan penjajah melanjutkan melakukan penjajahan adalah solusi? Apakah bangsa Indonesia mau berbagi negeri ini dengan Belanda, sang penjajah? Justru dengan lantang kita suarakan dan lakukan pengusiran Belanda secara totalitas.


Apa saja kejahatan Israel kepada Palestina?
Kejahatan utama Israel adalah merampas tanah kaum Muslimin di Palestina. Dari kejahatan tersebut, mereka kemudian melakukan kejahatan turunannya, berupa pengusiran kaum Muslimin dari bumi Palestina.
Sejak mereka hadir di Palestina, sudah jutaan kaum Muslimin menjadi pengungsi di seantero negeri Timur Tengah. Laporan Pusat Statistik Palestina menyebutkan, jumlah pengungsi Palestina yang tercatat pada Kantor PBB Urusan Pengungsi Palestina (UNRWA) sampai pertengahan tahun 2010 lalu mencapai 4,8 juta pengungsi, terpencar di puluhan kamp di Yordania, Libanon, Suriah dan wilayah Palestina (Tepi Barat dan Jalur Gaza).
Penjajah juga berusaha melegalkan tindakan mereka dengan menciptakan opini bahwa merekalah pemilik sah tanah Palestina, yang bahasa mereka adalah ‘Tanah yang Dijanjikan’. Mereka menggunakan berbagai organisasi internasional, mulai dari PBB, hingga Liga Arab untuk mendukung keinginan mereka.
Dan negara-negara Barat, terutama Inggris dan Amerika Serikat adalah negara yang secara hipokrit mendukung semua tindakan jahat Israel ini.


Mereka jahat hanya pada Palestina atau kepada negeri kaum Muslimin lain juga?
Secara langsung, tentu kepada kaum Muslimin di Palestina. Tetapi mereka juga banyak melakukan kejahatan kepada kaum Muslimin di negeri lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya bagaimana mereka melalui perusahaan multi nasional (MNC) yang dikuasai oleh orang-orang Yahudi melakukan eksploitasi kekayaan alam negeri kaum Muslimin seperti di Indonesia dan juga negeri lainnya.


Bagaimana dengan sepak terjang mereka di Indonesia?
Tanpa kita sadari, bahwa komunitas kaum Yahudi yang bernama Indonesia Israel Public Affair Commitee (IIPAC) sudah berada di negeri ini selama delapan tahun, tepatnya berdiri tahun 2002. lembaga yang berbasis di Jakarta ini bercita-cita mengarahkan opini publik dan elite Indonesia agar pro-Israel.

Menurut Direktur Eksekutif IIPAC Benjamin Ketang, IIPAC adalah sebuah Komite Urusan Publik Indonesia-Israel yang terbentuk dari kegagalan Presiden RI yang saat itu di jabat oleh Gus Dur untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel
Sebelumnya, Menteri Perindustrian dan Perdagangan Luhut Binsar Pandjaitan pada tahun 2001 menandatangani Surat Keputusan Menperindag No.23/MPP/01/2001 tertanggal 10 Januari 2001 yang melegalkan hubungan dagang antara RI dengan Zionis-Israel.
Hubungan lainnya, misalnya pada 13 September 2005, Menteri Luar Negeri Hassan Wirayudha bertemu dengan Menlu Israel, Silvan Shalom, di New York, AS.
Jaringan Israel “connection” sudah sangat luas di Indonesia, termasuk dari kalangan militer. Di zamannya Jenderal Benny Murdani, militer Indonesia mempunyai hubungan dekat dengan Zionis-Israel, seperti digambarkan dalam buku biografinya Jenderal Sumitro.
Jadi, walaupun Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, tetapi hubungan berjalan di segala bidang. Termasuk di bidang perdagangan dan teknologi. Bahkan di Manado terdapat Sinagog, yang menjadi tempat berkumpulnya, jaringan Israel “connection” di Indonesia.

Lantas, apa yang harus dilakukan kaum Muslimin untuk melawan mereka?
Kaum Muslimin harus bersatu untuk melawan Israel. Selama kaum Muslimin terpecah belah, maka hal itu menjadi celah bagi mereka untuk mengadu domba kaum Muslimin
Dan kita melihat Israel ditopang oleh komunitas internasional yang digawangi oleh kekuatan Amerika dan Inggris, untuk itu maka harus juga digalang kekuatan umat Islam secara internasional  melalui negara superpower sebagaimana dulu Khilafah Turki Utsmani melalui Khalifahnya, Sultan Abdul Hamid II, bisa bersikap tegas kepada bangsa Yahudi yang berupaya mengelabuinya.[]

sumber: http://mediaumat.com/wawancara/3797-82-harus-bersatu-lawan-israel.html

Selasa, 17 Juli 2012

Mengetahui Apa itu Pluralisme

Bersamaan dengan meninggalnya Gus Dur (mantan Presiden RI ke-4), isu pluralisme kembali menjadi perbincangan. Selama beberapa hari hampir semua media cetak menjadikan pluralisme sebagai berita utama, baik dikaitkan langsung dengan sosok Gus Dur maupun tidak. Isu pluralisme kembali mencuat terutama setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjuluki Gus Dur sebagai “Bapak Pluralisme” yang patut menjadi teladan bagi seluruh bangsa. (Antara.co.id, 31/12/2009).

Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Amien Rais pun menilai Gus Dur sebagai ikon pluralisme (Kompas.com, 2/1/2010).

Kalangan liberal tak ketinggalan. Salah seorang aktivisnya, Zuhairi Misrawi, menulis bahwa dalam rangka memberikan penghormatan terhadap Gus Dur sebagaimana dilakukan oleh Presiden Yudhoyono, akan sangat baik jika MUI mencabut kembali fatwa pengharaman terhadap pluralisme (Kompas.com, 4/1/2010).
Sejumlah kalangan pun menilai penting untuk memelihara nilai-nilai pluralisme pasca Gus Dur. Mantan Wakil Presien Jusuf Kalla (JK), misalnya, mengharapkan semangat kebersamaan dan pluralisme yang selalu dikobarkan Gus Dur tetap terjaga (Detik.com, 30/12/2009).

Pertanyaannya, bagaimana dengan MUI sendiri yang dalam fatwanya No.7/MUNAS VII/MUI/11/2005 telah dengan jelas-jelas menyebutkan bahwa pluralisme (selain sekularisme dan liberalisme) adalah paham yang bertentangan dengan ajaran agama Islam, dan umat Islam haram mengikuti paham tersebut? Lebih penting lagi, bagaimana sesungguhnya pluralisme menurut pandangan Islam?

Hakikat Pluralisme

Pluralisme sering diartikan sebagai paham yang mentoleransi adanya ragam pemikiran, agama, kebudayaan, peradaban dan lain-lain. Kemunculan ide pluralisme didasarkan pada sebuah keinginan untuk melenyapkan ‘klaim keberanan’ (truth claim) yang dianggap menjadi pemicu munculnya sikap ekstrem, radikal, perang atas nama agama, konflik horisontal, serta penindasan atas nama agama. Menurut kaum pluralis, konflik dan kekerasan dengan mengatasnamakan agama baru sirna jika masing-masing agama tidak lagi menganggap agamanya yang paling benar.

Inilah hakikat ide pluralisme agama yang saat ini dipropagandakan di Dunia Islam melalui berbagai cara dan media. Dari ide ini kemudian muncul gagasan lain yang menjadi ikutannya seperti dialog lintas agama, doa bersama dan lain sebagainya. Pada ranah politik, ide pluralisme didukung oleh kebijakan Pemerintah yang harus mengacu pada HAM dan asas demokrasi. Negara memberikan jaminan sepenuhnya kepada setiap warga negara untuk beragama, pindah agama (murtad), bahkan mendirikan agama baru.

Di Balik Gagasan Pluralisme

Menurut kaum pluralis, keyakinan-keyakinah inilah yang sering memicu terjadinya kerenggangan, perpecahan bahkan konflik antarpemeluk agama. Karena itu, menurut mereka, diperlukan gagasan pluralisme sehingga agama tidak lagi berwajah eksklusif dan berpotensi memicu konflik.

Kedua, faktor kepentingan ideologis dari Kapitalisme untuk melanggengkan dominasinya di dunia. Selain isu-isu demokrasi, hak asasi manusia dan kebebasan serta perdamaian dunia, pluralisme agama adalah sebuah gagasan yang terus disuarakan Kapitalisme global yang digalang Amerika Serikat untuk menghalang kebangkitan Islam.

Karena itu, jika ditinjau dari aspek sejarah, faktor pertama bolehlah diakui sebagai alasan awal munculnya gagasan pluralisme agama. Namun selanjutnya, faktor dominan yang memicu maraknya isu pluralisme agama adalah niat Barat untuk makin mengokohkan dominasi Kapitalismenya, khususnya atas Dunia Islam.

Konflik Sebagai Alasan?

Memang benar, dunia saat ini sarat dengan konflik. Namun, tidak benar jika seluruh konflik yang terjadi saat ini dipicu oleh faktor agama. Bahkan banyak konflik terjadi lebih sering berlatar belakang ideologi dan politik. Dalam sekala internasional, konflik Palestina-Israel lebih dari setengah abad, misalnya, jelas bukan konflik antaragama (Islam, Yahudi dan Kristen). Sebab, toh dalam rentang sejarah yang sangat panjang selama berabad-abad ketiga pemeluk agama ini pernah hidup berdampingan secara damai dalam naungan Khilafah Islam. Konflik Palestina-Israel ini lebih bernuansa politik yang melibatkan penjajah Barat. Sejarah membuktikan, konflik Palestina-Israel bermula ketika bangsa Yahudi (Israel) sengaja “ditanam” oleh penjajah Inggris di jantung Palestina dalam ranga melemahkan umat Islam. Konflik ini kemudian dipelihara oleh Amerika Serikat yang menggantikan peran Inggris, untuk semakin melemahkan kekuatan umat Islam, khususnya di Timur Tengah. Pasalnya, dengan begitu Barat dapat terus-menerus menyibukkan umat Islam dengan konflik tersebut sehingga umat Islam melupakan bahaya dominasi Barat—khususnya AS dan Inggris—sebagai penjajah mereka.

Dalam sekala lokal, konflik yang pernah terjadi di Maluku atau Poso beberapa tahun lalu, misalnya, juga lebih bernuansa politik, yakni adanya campur tangan asing (yang tidak lain kaum penjajah Barat) untuk melemahkan Indonesia yang berpenduduk mayoritas Muslim, ketimbang berlatar belakang agama.

Sementara itu, dalam skala yang lebih luas dan global, konflik Barat-Timur (yang sering dianggap mencerminkan konflik Kristen-Islam), khususnya setelah Peristiwa 11 September 2001, juga jelas lebih berlatarbelakang ideologi dan politik ketimbang agama. Memang, sesaat setelah terjadinya Peristiwa 11 September, Presiden AS George W Bush pernah “keseleo” dengan menyebut secara jelas bahwa WoT (War on Terrorism) sebagai Crussade (Perang Salib) baru. Lalu setelah itu AS menyerang Afganistan, dan kemudian dilanjutkan dengan menyerang Irak. Namun, banyak pakar Barat dan AS sendiri yang menjelaskan bahwa serangan militer AS ke Afganistan maupun Irak bahkan lebih bermotifkan ekonomi (yakni demi minyak)—di samping politik (demi dominasi ideologi Kapitalisme), dan bukan bermotifkan agama.

Karena itu, sangat tidak ‘nyambung’ jika untuk menghentikan konflik-konflik tersebut kemudian dipasarkan terus gagasan pluralisme dan ikutannya seperti dialog antaragama dll. Pasalnya, akar konflik-konflik tersebut, sekali lagi, lebih bermotifkan ideologi dan politik—yakni dominasi Kapitalisme yang diusung Barat, khususnya AS, atas Dunia Islam—ketimbang berlatar-belakang agama.

Pluralisme Menurut Islam

Allah SWT berfirman:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan dan Kami menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian adalah orang yang paling bertakwa di sisi Allah (QS al-Hujurat [49]: 13).
Ayat ini menerangkan bahwa Islam mengakui keberadaan dan keragaman suku dan bangsa serta identitas-identitas agama selain Islam (pluralitas), namun sama sekali tidak mengakui kebenaran agama-agama tersebut (pluralisme). Allah SWT juga berfirman:
وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَمَا لَيْسَ لَهُمْ بِهِ عِلْمٌ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ
Mereka menyembah selain Allah tanpa keterangan yang diturunkan Allah. Mereka tidak memiliki ilmu dan tidaklah orang-orang zalim itu mempunyai pembela (QS al-Hajj:67-71).
Ayat ini menegaskan bahwa agama-agama selain Islam itu sesungguhnya menyembah kepada selain Allah SWT. Lalu bagaimana bisa dinyatakan, bahwa Islam mengakui ide pluralisme yang menyatakan bahwa semua agama adalah sama-sama benarnya dan menyembah kepada Tuhan yang sama?
Dalam ayat yang lain, Allah SWT menegaskan:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللهِ اْلإِسْلاَمُ
Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam (QS Ali Imran [3]: 19).
Allah SWT pun menolak siapa saja yang memeluk agama selain Islam (QS Ali Imran [3]: 85); menolak klaim kebenaran semua agama selain Islam, baik Yahudi dan Nasrani, ataupun agama-agama lainnya (QS at-Taubah [9]: 30, 31); serta memandang mereka sebagai orang-orang kafir (QS al-Maidah [5]: 72).

Karena itu, yang perlu dilakukan umat Islam sesungguhnya bukan menyerukan pluralisme agama apalagi dialog antaragama untuk mencari titik temu dan kesamaan. Masalahnya, mana mungkin Islam yang mengajarkan tauhid (QS 5: 73-77; QS 19: 88-92; QS 112: 1-4) disamakan dengan Kristen yang mengakui Yesus sebagai anak Tuhan ataupun disamakan dengan agama Yahudi yang mengklaim Uzair juga sebagai anak Tuhan?! Apalagi Islam disamaratakan dengan agama-agama lain? Benar, bahwa eksistensi agama-agama tersebut diakui, tetapi tidak berarti dianggap benar. Artinya, mereka dibiarkan hidup dan pemeluknya bebas beribadah, makan, berpakaian, dan menikah dengan tatacara agama mereka. Tetapi, tidak berarti diakui benar.

Karena itu, yang wajib dilakukan umat Islam tidak lain adalah terus-menerus menyeru para pemeluk agama lain untuk memeluk Islam dan hidup di bawah naungan Islam. Meski dengan catatan tetap tidak boleh ada pemaksaan.

Bahaya di Balik Gagasan Pluralisme

Bahaya pertama adalah penghapusan identitas-identitas agama. Dalam kasus Islam, misalnya, Barat berupaya mempreteli identitas Islam. Ambil contoh, jihad yang secara syar’i bermakna perang melawan orang-orang kafir yang menjadi penghalang dakwah dikebiri sebatas upaya bersungguh-sungguh. Pemakaian hijab (jilbab) oleh Muslimah dalam kehidupan umum dihalangi demi “menjaga wilayah publik yang sekular dari campur tangan agama.” Lebih jauh, penegakan syariah Islam dalam negara pun pada akhirnya terus dicegah karena dianggap bisa mengancam pluralisme. Ringkasnya, pluralisme agama menegaskan adanya sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan).

Bahaya lain pluralisme agama adalah munculnya agama-agama baru yang diramu dari berbagai agama yang ada. Munculnya sejumlah aliran sesat di Tanah Air seperti Ahmadiyah pimpinan Mirza Ghulam Ahmad, Jamaah Salamullah pimpinan Lia Eden, al-Qiyadah al-Islamiyah pimpinan Ahmad Mosadeq, dll adalah beberapa contohnya. Lalu dengan alasan pluralisme pula, pendukung pluralisme agama menolak pelarangan terhadap berbagai aliran tersebut, meski itu berarti penodaan terhadap Islam.

Karena itu, wajar jika KH Kholil Ahmad, Pengasuh Pondok Pesantren Gunung Jati Pamekasan Jawa Timur, menilai pluralisme agama yang diusung Gus Dur berbahaya bagi umat Islam (Tempointeraktif.com, 30/12/2009).

Bahaya lainnya, pluralisme agama tidak bisa dilepaskan dari agenda penjajahan Barat melalui isu globalisasi. Globalisasi merupakan upaya penjajah Barat untuk mengglobalkan nilai-nilai Kapitalismenya, termasuk di dalamnya gagasan “agama baru” yang bernama pluralisme agama. Karena itu, jika kita menerima pluralisme agama berarti kita harus siap menerima Kapitalisme itu sendiri.

Inilah di antara bahaya yang terjadi, yang sesungguhnya telah dan sedang mengancam kaum Muslim saat ini ketika kaum Muslim kehilangan Khilafah Islamiyah sejak hampir satu abad lalu. Padahal Khilafahlah kepemimpinan umum bagi kaum Muslim yang menerapkan Islam, melindungi akidah Islam serta menjaga kemuliaan Islam dari berbagai penodaan, termasuk oleh pluralisme. []

sumber: http://hizbut-tahrir.or.id/2010/01/05/bahaya-pluralisme/

Senin, 16 Juli 2012

Indonesia Pinjamkan Uang ke IMF, Noorsy: “Gengsi Si Miskin yang Tidak Tahu Diri"

PDF Print E-mail
Friday, 13 July 2012 07:08
Mediaumat.com. Jakarta. Pengamat Kebijakan Publik Ichsanuddin Noorsy mengecam keras pemerintah yang mencanangkan memberikan pinjaman satu milyar dolar kepada lembaga keuangan moneteri internasional IMF sebagai Si Miskin yang tidak tahu diri.

“Gengsi Si Miskin yang tidak tahu diri!” hardiknya kepada pemerintah melalui mediaumat.com, Kamis (12/7) siang di Jakarta.

Jadi, lanjutnya, pemberian penjaman itu dilakukan bukan karena tekanan negara-negara Barat tetapi lebih kepada gengsi yang tidak pada tempatnya.

Noorsy pun menyatakan bahwa penggunaan cadangan devisa untuk membeli surat utang IMF itu sama dengan menciderai rasa keadilan masyarakat. “Melukai rasa keadilan masyarakat, karena rasa keadilan masyarakat pernah dilukai oleh IMF lewat resep-resep IMF yang salah dalam melakukan pemulihan ekonomi Indonesia,” ungkapnya.

Tidak Wajar

Noorsy menjelaskan setidaknya ada lima alasan yang menunjukkan pemberian pinjaman tersebut sama sekali tidak wajar. Pertama, karena IMF adalah kaki tangan penjajah, jadi bila Indonesia mengikuti kemauannya itu sama saja mengikuti kemauan penjajah.

“Tetapi karena para pejabat kita sudah menginap penyakit symbolic torture maka mereka malah terkagum-kagum kepada penjajah dan mau meminjamkan uang negara kepada mereka,” ujarnya.
Kedua, dari aspek ekonomi, itu tidak wajar karena utang Indonesia sudah  225 milyar dolar atau mendekati 2000 trilyun.  “Mengapa kemudian kita tidak malah mengurangi beban APBN dari bayar utang saja? Memang beban bayar utang kita kecil? Kan tinggi!” tegasnya.

Ketiga, APBN Indonesia sejak 2010 hingga sekarang, keseimbangan primernya selalu negatif alias kesulitan likuiditas.  Lantaran biaya belanja lebih tinggi daripada pendapatan negara. Artinya, negara butuh likuiditas.

“Jadi ketika kita butuh likuiditas tetapi likuiditas itu malah kita serahkan ke pihak asing, ini yang cerdas siapa yang bodoh siapa sebenarnya?” hardiknya dengan nada tinggi.

Keempat, di tengah ketakutan pemerintah akan defisit APBN karena disebabkan oleh harga minyak dan minyak Indonesia itu didikte oleh asing, pemerintah malah berani melepas uang negara keluar kemudian tetap berteriak bahwa APBN diancam defisit yang membengkak karena BBM.

“Ini kan gila, mengapa tidak yang satu miliar dolar itu dimasukan ke APBN sehingga defisit kita tidak masalah? Itu kan uang kita sendiri,” tanyanya retorik.

Kelima, betul Bank Indonesia independen, tetapi keindependenan BI tidak boleh menciderai rasa keadilan rakyat. Jadi seindependen-independennya BI masih saja harus mengajukan anggaran ke DPR. Artinya, segala macam kegiatan keuangan yang tidak dalam rancangan anggaran mestinya tetap meminta persetujuan DPR. Jadi BI tidak boleh membeli surat utang IMF tanpa persetujuan DPR.

“Sehingga ketika BI memberi surat utang tanpa persetujuan DPR maka komisi XI berhak mempertanyakan mengapa BI mengeluarkan kebijakan membeli surat utangnya IMF!” pungkasnya.[] Joko Prasetyo

sumber:  http://mediaumat.com/headline-news/3832-indonesia-pinjamkan-uang-ke-imf-noorsy-gengsi-si-miskin-yang-tidak-tahu-diri.html

Ateis dan Komunis Sebuah Kemungkaran Kenapa dibolehkan

“Pernyataan itu tidak layak keluar dari lisan seorang Muslim. Tidak bisa diterima akal sehat orang yang mengaku berimana kepada Allah Swt, membolehkan penganut atheisme dan komunisme atas dasar HAM,” ujar Rokhmat S Labib, Kamis (12/7) kepada mediaumat.com di Jakarta menanggapi pernyataan Mahfidz MD. Sebagaimana diberitakan, Ketua Mahkamah Konstitusi itu menyatakan, keberadaan golongan penganut atheis dan komunis di Indonesia diperbolehkan.  Hal tersebut mengacu pada konstitusi bahwa kebebasan harus dianggap setara.

Menurut Rokhmat, di samping tidak layak, pernyataan ini juga sangat berbahaya. Sebab, ketika para penganut atheisme-komunisme diperbolehkan atas dasar HAM dan kebebasan, maka mereka akan menuntut hak-haknya sebagaimana warga yang beragama. Contohnya, jika di sekolah ada pelajaran agama bagi siswa yang beragama, maka penganut atheisme juga bisa menuntut diberikan pelajaran atheisme bagi mereka. Karena dianggap sebagai hak, negara harus melayani mereka. Negara harus menyediakan guru-guru dan pelajaran atheis. “Coba, apa tidak berbahaya?” ujar ketua DPP HTI itu.

“Atas dasar kebebasan dan kesetaraan, mereka juga bisa menuntut hak-hak lainnya. Bedjo Untung , seorang ex-underbouw PKI, misalnya, langsung meminta agar pernyataan Mahfudz itu diimplementasikan dalam bentuk tidak perlunya mencantumkan agama di KTP,” katanya lagi.

“Tentu masih ada banyak implikasi berikutnya. Karena dianggap legal dan setara, tidak boleh ada larangan bagi penganut atheisme menjadi pejabat penting, bahkan menjadi presiden. Ketika itu terjadi, maka atheisme-komunis akan semakin tersebar dan berkembang luas. “Itu jelas mengundang murka Allah,” Tegas Rokhmat.

Rokhmat juga menegaskan, “Semestinya, Pak Mahfudz sadar. Pangkal utama kerusakan dan krisis di negeri adalah karena menerapkan kapitalisme-kiberalisme, Demokras, HAM, dan ide kufur lainnya. Semua ide kufur itulah yang terbukti menjadi bang aneka kerusakan. Karena itu, semua ide dan sistem itu harus dicampakkan dan dibuang jauh-jauh. Sebagai gantinya, terapkan Islam secara kaffah. Bukan malah sebaliknya. Semakin menambah daftar ide kufur yang dilegalkan.”

“Maka, kami mengingatkan kepada Pak Mahfudz untuk mencabut pernyataannya dan segera bertaubat. Ingatlah, semua ucapan yang keluar dari lisan kita akan dimintai pertanggungjawaban Allah Swt di akhirat kelak.” imbuhnya. .[] fatih mujahid

sumber: http://mediaumat.com/headline-news/3834-hti-ateis-dan-komunis-sebuah-kemungkaran-kenapa-dibolehkan.html

Budi Mulyana: "Bukan Sekedar Kedubes Tetapi Markas Militer!"

Terkait pembangunan gedung baru Kedutaan Besar Amerika Serikat, Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana, menegaskan ini bukan sekedar pembangunan kedubes tetapi markas militer.

"Ini bukan sekedar kedutaan besar tetapi markas militer!" ungkapnya kepada mediaumat.com, Sabtu (14/7) di Gedung DPP Hizbut Tahrir Indonesia, Crown Palace, Soepomo, Jakarta Selatan.

Lantaran gedung yang dibangun adalah berikut markas satuan pengaman laut Marine Security Guard Quarters (MSGQ) dengan embel-embel fasilitas rahasia dan personil keamanan yang diperlukan (Secret Facility and Personnel Security Clearances Required). Ini mengindikasikan secara jelas apa yang akan dibangun dari gedung 10 lantai ini. Dan gedung ini letaknya tidak jauh dari Istana Negara.

"Lalu di mana kedaulatan negeri ini?" tanya anggota Lajnah Intelektual DPP HTI tersebut tetorik.
Kemudian Dosen Hubungan Internasional Unikom Bandung tersebut menunjukkan salinan kontrak rancang-bangun pembangunan kedutaan besar Amerika di Indonesia Department of State 2012 Design-Build Contract for US Embassy Jakarta, Indonesia yang didapatnya, Budi menunjukkan paragraf yang mendukung pernyataannya itu.

1. Project Description (Secret Facility and Personnel Security Clearances Required) SAQMMA-12-R0061, Jakarta, Indonesia NEC. The project will consist of design and construction services including a New Office Building (NOB) with attached Marine Security Guard Quarters (MSGQ).[] Joko Prasetyo

sumber: http://mediaumat.com/headline-news/3835-budi-mulyana-qbukan-sekedar-kedubes-tetapi-markas-militerq.html

Kisah Mati Suri 2 Jam

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... 

Sempat dinyatakan meninggal dunia, Aslina alias Iin (23) ternyata mengalami mati suri selama dua jam dan koma dua hari dua malam. Mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bengkalis itu mengaku selama mati suri, ia diperlihatkan berbagai kejadian alam barzah dan akhirat, serta beberapa kejadian yang menyangkut amal dan perbuatan manusia selama di dunia.

Di hadapan sekitar 50-an orang, terdiri dari pegawai honor tenaga kesehatan Bengkalis, warga masyarakat serta sejumlah wartawan, Aslina, Rabu (3/9) kemarin, di aula studio TV Sri Junjungan Televisi (SJTV) Bengkalis, mengisahkan kejadian ghaib yang dialaminya itu.

Menurut penuturan Iin yang didampingi pamannya, Rustam Effendi, sejak tiga tahun lalu ia menderita penyakit kelenjar gondok alias hiper teroid. Karena penyakitnya itu, Pada 25 Agustus silam, gadis ini ditemani Rustam Effendi berobat ke rumah sakit Mahkota Medical Center (MMC) Malaka. Setelah menjalani pemeriksaan kesehatan, dokter mengatakan operasi baru bisa dilakukan setelah tiga bulan, karena waktu itu tekanan darah tinggi.

Namun pada Sabtu (26/8) tengah malam, kondisi anak sulung tiga bersaudara ini kritis, koma. Sang paman sempat memandunya membaca dua kalimat syahadat dan kalimat toyibah (Lailahailallah) sebanyak dua kali.

Waktu ajal menjemput, tutur sang paman, Aslina sempat melafazkan kalimat toyibah dan syahadat. Secara perlahan-lahan gadis yang bekerja sebagai honorer di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Bengkalis ini tak bernafas. Tepat pukul 02.00 waktu Malaysia, indikator monitor denyut jantung terlihat kosong atau berupa garis lurus.

Tak pelak situasi ini membuat Rustam sedih, kemudian beberapa dokter MMC Malaka terlihat sibuk memeriksa dan mengecek kondisi Aslina. Waktu itu dia sempat menghubungi keluarnya di Bengkalis untuk memberitahu kondisi terakhir Aslina. Untungnya setelah dua jam ditangani dokter, monitor terlihat kembali bergerak yang menandakan denyut jantung gadis yatim ini berdenyut lagi. Untuk perawatan lebih lanjut, Aslina dimasukan ke ruang ICU dan baru dua hari dua malam kemudian ia dinyatakan melewati masa kritisnya.

Bertemu Sang Ayah ...

Menurut pengakuan Aslina, dia melihat ketika nyawanya dicabut oleh malaikat. Waktu itu, nyawanya dicabut dari kaki kanan oleh malaikat. "Rasanya sangat sakit, kulit seperti disayat, dibakar dengan minyak,"tuturnya.

Setelah roh berpisah dengan jasad, dia menyaksikan orang-orang yang masih hidup dan jasadnya terbaring di tempat tidur. Kemudian dibawa dua malaikat menuju ke suatu tempat. Aslina mempunyai keinginan untuk bertemu dengan ayahnya yang sudah lama meninggal, bernama Hasan Basri. "Wahai ayahku bisakah aku bertemu denganmu. Aku sangat rindu, oh ayah," ucapnya.

Memang di tempat itu Aslina bertemu dengan sosok pria muda berusia 17 tahun dengan wajah bersinar dan berseri-seri. Melihat sosok pria muda tersebut, Aslina tetap ngotot ingin bertemu dengan sang ayah. Kemudian, kedua malaikat memperkenalkan bahwa pria muda tersebut adalah ayahnya. Tentunya dia tidak menyangka karena waktu meninggal dunia, ayahnya berusia 55 tahun.

Kemudian sang ayah bertanya kepada Aslina, maksud kedatangannya. Dia menjawab kedatangannya semata-mata memenuhi panggilan Allah SWT. Sang ayah menyuruh Aslina tetap pulang untuk menjaga adik-adiknya di dunia. Namun Aslina menjawab bahwa dirinya ke sini, memenuhi panggilan Allah. Waktu itu juga, dia menyebut rukun Islam satu persatu.

Setelah berdialog dengan ayahnya, dua malaikat tadi membawa Aslina ke suatu tempat yang dipenuhi wanita memakai baju rapi dan berjilbab. Di situ, dia disalami dan dicium pipi kanan-kiri oleh wanita-wanita Muslimah tersebut. Tidak hanya itu, Aslina juga bertemu dengan 1.000 malaikat dengan wajah berseri dan seluruhnya sama.

Di tempat itu, Aslina duduk di kursi yang sangat empuk. Bila di dunia empuk kursi tersebut seakan dilapisi delapan busa. Ketika duduk, tiba-tiba sosok wanita berseri mirip dengan dirinya menghampiri. Dia bertanya kepada sosok wanita tersebut. "Saya adalah roh dan amal ibadah mu selama di dunia," kata wanita tersebut.

Kemudian Aslina ditemani amalnya (sosok wanita, red) dan dua malaikat menyaksikan beberapa kejadian di akhirat. Di antaranya, ada seorang pria berpakaian compang-camping, badannya bernanah dan bau busuk.

Tangan dan kaki dirantai sementara di atasnya memikul besi seberat 500 ton. Melihat kejadian itu, Aslina bertanya kepada amalnya. Rupanya pria tersebut semasa hidupnya suka membunuh dan menyantet (teluh) orang.

Kejadian selanjutnya yang ia lihat, seorang yang disebat dengan rotan panjang sehingga kulit dan dagingnya mengelupas dari badan. Ternyata orang tersebut selama hidup tak pernah sholat bahkan menjelang ajal menjemput pun tak pernah menyebut sahadat.

Aslina juga melihat, dua pria saling membunuh dengan kapak. Menurut keterangan amalnya, rupanya orang tersebut suka menodong dan memeras orang lain.

Kemudian gambaran, seorang ustad yang dihantam dengan lahar panas yang mendidih. Kembali Aslina bertanya. Ustad tersebut selama hidup suka berzina dengan istri orang lain.

Kejadian berikutnya, seorang ditusuk dengan pisau sebanyak 80 kali. Ini menunjukan orang tersebut suka membunuh dan tidak pernah dipertanggungjawabkan selama di dunia.

Kejadian terakhir, seorang ibu tua dihempaskan berkali-kali ke lantai. Di lantai tersebut terdapat pisau tegak dan dia tersungkur lalu mengenai tubuhnya, hingga mati. Gambaran tersebut menunjukan, selama hidupnya wanita tersebut merupakan anak durhaka, yang tidak mengakui ibunya yang pikun. Bahkan dia malu kepada orang lain.

Kisah tentang mati suri dan berbagai pengalaman ghaib yang dialami Aslina alias Iin (23), membuat heboh masyarakat Bengkalis, khususnya warga desa Pematang Duku, kecamatan Bengkalis, yang antara percaya dan tidak dengan cerita dalam mati suri itu. Berikut lanjutan kisah 'perjalanan ghaib' yang dituturkan Aslina Rabu silam di aula studio SJTV Bengkalis.

Menurut Aslina, setelah dirinya diperlihatkan dengan kejadian dan gambaran manusia, ia kemudian dibawa melewati malam yang sangat gelap gulita. Saking gelapnya, dia tidak bisa melihat amalnya dan dua malaikat yang mendampingi. Ketika kakinya berjalan tiga langkah, terdengar suara orang berzikir. Kemudian sang amal menyuruhnya untuk cepat menangkap suara tersebut. Tapi Aslina tidak bisa menangkap. Tiba-tiba waktu itu, lehernya dikalungi seutas rantai. Setelah dipegang ternyata rantai tersebut berupa tasbih sebanyak 99 butir.

Terdengar suara yang memerintahkan Aslina untuk berzikir selama dalam perjalanan. Dia berjalan lagi sepanjang tujuh langkah, namun waktunya sama dengan 10 jam waktu di dunia. Ketika sampai pada langkah ke tujuh, dia melihat wadah menyerupai tapak sirih berisi cahaya yang terpancar melalui lobang-lobangnya. Berkat cahaya tapak sirih tersebut, dia bisa melihat dan membaca tulisan Arab, berbunyi 'Husnul Khotimah'.

Di belakang tulisan itu terlihat gambar Ka'bah. Ketika melihat tulisan dan gambar Ka'bah seketika, dia dan amalnya tersenyum seraya mengucapkan Alhamdulillah.

Aslina mendekati cahaya itu dan mengambilnya, kemudian disapukan ke mukanya. Ketika malam yang gelap gulita itu menjadi terang benderang.

Nabi Muhammad Saw ....

Setelah berjalan sekian jauh, dia mendengarkan suara azan yang suaranya tidak seperti di Indonesia, namun bernada Mekkah. Kepada amalnya, dia meminta waktu untuk menunaikan sholat. Setelah mengerjakan sholat, roh Aslina hijrah ke tempat lain dengan perjalanan 40 hari. Tempat yang dituju kali ini adalah Masjid Nabawi di Madinah. Di masjid itu dia menyaksikan makam Nabi Muhammad dan sahabatnya. Di makam Nabi ada pintu bercahaya, terlihat sosok Nabi Muhammad sedang memberi makan fakir miskin.

Tidak hanya itu di Masjid Nabawi, dia kembali diperlihatkan kejadian menakjubkan. Tiba-tiba cahaya 'Husnul Hotimah' yang ada di tangannya lepas, kemudian mengeluarkan api yang menerangi seluruh ruangan sehingga makam Nabi terlihat jelas. Waktu itu dari balik makam Nabi, dia melihat sosok manusia, berwajah ganteng menyerupai malaikat, kulit langsat, mata sayu, pandangan luas terbentang dan tajam. "Raut muka seperti orang Asia (oval, red) namun tidak kelihatan kepalanya. Tapi saya yakin sosok manusia tersebut adalah Nabi Muhammad," katanya.

Melihat peristiwa itu, lantas Aslina bertanya kepada malaikat dan amalnya. "Kenapa cahaya tersebut menerangi Nabi Muhammad, sehingga saya bisa melihat.

Dan kenapa wajah Nabi bercahaya?" Dijawab bahwa Anda adalah orang yang mendapat syafaat dan hidayah dari Allah. Mengenai wajah nabi yang bercahaya, karena selama mengembangkan agama Islam selalu mendapat tantangan.

Perjalanan tidak di situ saja, Aslina dan pengawalnya berbalik arah untuk pulang. Rupanya ketika dalam perjalanan pulang dia kembali menyaksikan, jutaan umat manusia sedang disiksa dan menderita di sebuah lapangan. Orang-orang tersebut meronta dan berdoa minta agar kiamat dipercepat. Karena sudah tak tahan lagi dengan siksaan. Mereka mengaku menyesal dan minta dihidupkan kembali agar bisa bertaubat. "Jarak Aslina dengan mereka hanya lima meter, namun tak bisa memberikan pertolongan," ujarnya.

Selama melihat kejadian itu, Aslina membaca Al Quran 30 juz, Hafis (hafal) dan khatam tiga kali. Kemudian membaca surat Yasin sebanyak 1000 kali dan shalawat kepada seluruh nabi (Adam sampai Muhammad). Aslina berlari sepanjang Arab Saudi atau sepanjang Sabang sampai Marauke seraya menangis melihat kejadian tersebut.

Aslina juga ingin diperlihatkan apa yang terjadi pada dirinya dikemudian hari. Namun sebelumnya dia diminta oleh malaikat untuk berzikir. Lamanya zikir yang dilakukan Aslina selama dua abad dan dua pertukaran zaman. Hal ini ditandai dengan 1 Syawal yang jatuh pada tanggal 31 Desember. Selesai berzikir, Aslina mendengar suara yang seperti ditujukan kepadanya."Sadarlah wahai umat-Ku, kau sudah Ku matikan.Sampaikan kepada umat-Ku, apa yang Ku perlihatkan.Sampaikan kepada umat-Ku, umat-Ku, Umat-ku."

Kejadian Aneh ...

Usai pengambilan gambar dan wawancara, terdapat kejadian aneh di gedung SJTV Bengkalis. Saat itu, Aslina sudah keluar dari ruangan menuju gedung Radio Pemda yang berjarak 25 meter. Ketika krew SJTV hendak mematikan monitor, ternyata tak bisa dimatikan. Namun anehnya muncul sosok bayangan putih bertubuh tegap dengan rambut terurai hingga ke pusar dan kepalanya bertanduk. Tentunya hal ini membuat para krew dan orang-orang yang menyaksikan heran, lantas momen ini diabadikan pengunjung dan krew SJTV.

Setelah Aslina keluar dari ruangan Radio Pemda, ditanyakan apakah sosok tersebut. Dia menjawab bahwa sosok tersebut merupakan jin. Menutup pengalaman ghaib anak penakik getah itu, sang Paman Rustam Effendi kepada wartawan menyebutkan, selama ini Aslina merupakan sosok yang pendiam dan kurang percaya diri (PD). Namun setelah kejadian ini banyak hal-hal yang berubah, mulai dari penampilan hingga tingkah laku. Bahkan dari warna kulitnya saat ini lebih bersih dan berseri. Mengenai amalannya, "Selama ini dia memang rajin mengerjakan shalat tahajud dan membaca Al Quran setiap hari," kata sang paman menutup kisah tersebut. ***

-------Adi Sutrisno,Wartawan Riau Mandiri

 

Kamis, 12 Juli 2012

Negara Banyak Utang, Kok Malah Minjemin ke IMF?


Pemerintah Indonesia tidak layak membantu IMF dengan memberikan tambahan permodalan.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara G20 di Meksiko yang berlangsung di Los Cabos, Meksiko membuktikan Dana Moneter Internasional alias IMF benar-benar sudah mandul. Lembaga keuangan internasional yang selama ini menjadi harapan negara-negara di dunia membantu mengatasi krisis ekonomi, ternyata justru harus mengemis meminta tambahan anggaran.

Terbukti ketika negara-negara G20 harus berpatungan mendukung ketersediaan sumber keuangan yang cukup bagi IMF hingga 430 milyar dolar AS. Dana tersebut dikumpulkan melalui mekanisme bilateral arrangement antara negara donor dan IMF.

Negara-negara di dunia memang tengah dihantui krisis ekonomi dan keuangan.  Kondisi paling parah kini melanda Yunani dan negara-negara di zone Eropa. Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran negara-negara lain di luar zone Eropa, termasuk Indonesia.

Sebelumnya krisis juga sempat melanda AS pada 2007 lalu. Penyebab krisis ekonomi di negara adidaya itu adalah akibat terjadi penumpukan utang hingga 8,98 trilyun dolar AS, pengurangan pajak korporasi, serta pembengkakan biaya perang Irak dan Afghanistan.

Paling krusial adalah Subprime Mortgage yakni, kerugian surat berharga properti. Kondisi itu kemudian membuat bangkrut Lehman Brothers, Merryl Lynch, Goldman Sachs, Northern Rock,UBS, Mitsubishi UF, dan yang lainnya. Krisis ekonomi yang melanda AS menyebabkan hampir 8,2 juta orang terpaksa kehilangan pekerjaan.

Kawasan Asia, termasuk Indonesia juga pernah dilanda badai krisis ekonomi dan keuangan pada periode 1997-1998. Ketika terjadi krisis, pemerintah Indonesia justru mengundang IMF untuk membantu mengobati. Tapi apa yang terjadi resep yang IMF berikan membuat penyakit ekonomi di Indonesia makin parah. Bahkan Indonesia menjadi salah satu negara di kawasan Asia yang paling lama keluar dari krisis.
Di negara-negara lain juga sudah terbukti IMF tidak bisa mengatasi persoalan krisis ekonomi. Karena itu sudah terbukti mengundang IMF menjadi ‘dokter’ krisis ekonomi malah membuat negara-negara makin kolaps.

Anehnya lagi ketika peran IMF yang makin mandul tersebut, justru masih ada saja negara-negara yang bersedia membantu permodalan lembaga internasional itu. Tak terkecuali dengan Indonesia. Komitmen tersebut sebenarnya sudah muncul saat KTT G20 yang berlangsung di Washington DC, April lalu.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengakui, pemerintah telah menyatakan komitmen memberikan pinjaman sebanyak 1 milyar dolar AS kepada IMF, meski masih dalam kajian. Dalam forum KTT G-20 di Meksiko negara-negara anggota IMF sepakat untuk memberikan tambahan modal untuk IMF.

“Posisi Indonesia masih dibicarakan secara intern. Berapa nilainya? Belum bisa disebutkan, tetapi saya rasa maksimal 1 milyar dolar AS,” ujarnya. Sumber dana komitmen pinjaman untuk IMF, menurut Agus, berasal dari cadangan devisa Indonesia. Namun demikian, dana tersebut tidak langsung ditempatkan di IMF, tetapi tetap tercatat sebagai bagian dari cadangan devisa Indonesia yang dapat dipinjam oleh IMF.

Koalisi Anti Utang menilai, pemerintah Indonesia tidak layak membantu IMF dengan memberikan tambahan permodalan. Setidaknya ada tiga alasan. Pertama, masih dominannya peran negara maju dalam pengambilan keputusan di IMF menunjukkan bahwa reformasi lembaga keuangan internasional yang didorong G20 adalah palsu dan tidak menghasilkan perubahan yang mendasar.

Kedua, tidak adanya perubahan dalam persyaratan utang IMF. Deregulasi, privatisasi dan pengetatan anggaran sosial masih menjadi resep generik IMF kepada negara peminjam. Ketiga, utang IMF untuk mengatasi krisis hanya akan menguntungkan bank-bank besar penyebab utama krisis di Amerika dan Eropa, sedangkan rakyat di negara penerima utang akan menanggung beban krisis lewat pemotongan anggaran sosial dan pembayaran utang.

Krisis ekonomi menjadi bukti bahwa sistem kapitalisme tak lagi bisa diharapkan. Meminta bantuan IMF untuk mengatasi krisis ekonomi juga bukan jalan keluar. Sistem Islam menjadi solusi terbaik. (Joe Lian)

sumber: http://www.mediaumat.com/headline-news/3830-negara-banyak-utang-kok-malah-minjemin-ke-imf.html

Ketika Bumi Mengeluarkan Berkah


oleh: Dr. Fahmi Amhar

Hari-hari ini para pemimpin dunia berkumpul di Rio de Janeiro (Brazil) untuk membahas suatu agenda yang disebut “Rio Post-20”.  Dua puluh tahun yang lalu (1992) di tempat yang sama, para penguasa dunia saat itu juga berkumpul memikirkan langkah-langkah menyelamatkan bumi dari krisis lingkungan yang semakin serius.  Sayang, banyak rekomendasi yang ditelurkan saat itu justru tidak diratifikasi oleh negara pemboros sumber daya alam dan pembuat pencemaran terbesar di dunia saat ini, yaitu Amerika Serikat!

Padahal bumi ini memiliki mekanisme sendiri.  Dia akan terus mengeluarkan berkah tanpa henti, selama dikelola dengan syariah.  Dan umat Islam dalam sejarah telah membuktikan.  Mereka juga tidak berhenti hanya dalam bentuk pengaturan syariah, tetapi juga mengembangkan segala teknologi untuk menjadikan bumi makin berkah.

Para ilmuwan Islam terdahulu telah menjadikan ilmu bumi (geografi) sebagai ilmu yang menghubungkan langit (yakni pengamatan astronomi dan meteorologi) dan bumi (geodesi dan geologi).  Juga ilmu yang menghubungkan dunia hidup (biotik) dan mati (abiotik).  Yang hidup pun mencakup flora, fauna dan manusia beserta interaksinya.

Dan yang lebih penting: geografi tidak cuma ilmu untuk memetakan dan memahami alam semesta di sekitar kita, namun juga untuk mengubahnya sesuai kebutuhan kita.  Berbeda dengan filsafat, geografi memiliki kegunaan praktis, baik di masa damai maupun di masa perang.  Sampai hari ini, geografi mutlak diperlukan baik oleh wisatawan, perencana kota hingga panglima militer.

Dari sisi sejarah, para geografer pertama muncul hampir bersamaan dengan mereka yang dianggap filosof pertama.  Anaximander dari Miletus (610 – 545 SM) dikenal sebagai pendiri geografi.  Anaxagoras berhasil membuktikan bentuk bulat bumi dari bayangan bumi saat gerhana bulan.  Namun dia masih percaya bahwa bumi seperti cakram.  Yang pertama mencoba menghitung radius bumi sebagai bola adalah Eratosthenes.  Sedang Hipparchus menggagas lintang dan bujur serta membaginya dalam 60 unit (sexagesimal) sesuai matematika Babylonia saat itu.  Penguasa Romawi-Mesir Jenderal Ptolomeus (83-168) membuat atlas yang pertama.

Setelah kejatuhan Romawi, terjadi migrasi dari geografi Eropa ke dunia Islam.  Alquran memerintahkan untuk melakukan penjelajahan demi penjelajahan (QS Ar Ruum: 9).  Para geografer Muslim ternama dari Abu Zaid Ahmed ibn Sahl al-Balkhi (850-934), Abu Rayhan al-Biruni (973-1048), Ibnu Sina (980-1037), Muhammad al-Idrisi (1100–1165), Yaqut al-Hamawi (1179-1229), Muhammad Ibn Abdullah Al Lawati Al Tanji Ibn Battutah (1305-1368) dan Abū Zayd ‘Abdu r-Rahman bin Muhammad bin Khaldūn Al-Hadrami, (1332-1406), menyediakan laporan-laporan detail dari penjelajahan mereka.

Namun tentu saja selembar peta sering berbicara lebih banyak dari jutaan kata-kata.  Fenomena juga harus ditafsirkan dengan teori atau informasi yang dikenal sebelumnya.  Untuk itulah para ilmuwan Islam menafsirkan ulang karya-karya sebelumnya baik dari Romawi, Yunani maupun India dan mendirikan Baitul Hikmah di Baghdad untuk tujuan itu.  Al-Balkhi bahkan mendirikan “Mazhab Balkhi” untuk pemetaan di Baghdad.

Al-Biruni menyediakan kerangka referensi dunia pemetaan.  Dialah yang pertama kali menjelaskan tentang proyeksi polar-equi-azimutal equidistant, yang di Barat baru dipelajari lima abad setelahnya oleh Gerardus Mercator (1512-1594).   Al-Biruni dikenal sebagai sosok yang paling trampil dalam soal pemetaan kota dan pengukuran jarak antar kota, yang dia lakukan untuk banyak kota di Timur Tengah dan anak benua India.  Dia mengombinasikan antara kemampuan astronomis dan matematika untuk mengembangkan berbagai cara menentukan posisi lintang dan bujur.  Dia juga mengembangkan teknik mengukur tingginya gunung dan dalamnya lembah.  Dia juga mendiskusikan tentang habitabilitas planet (syarat-syarat planet yang dapat didiami) dan menaksir bahwa seperempat permukaan bumi dapat didiami manusia.  Dia juga menghitung letak bujur dari kota Khwarizm dengan menggunakan tinggi matahari dan memecahkan persamaan geodetis kompleks untuk menghitung secara akurat jari-jari bumi yang sangat dekat dengan nilai modern.  Metode al-Biruni ini berbeda dengan pendahulunya yang biasanya mengukur jari-jari bumi dengan mengamati matahari secara simultan dari dua lokasi yang berbeda.  Al-Biruni mengembangkan metode kalkulasi trigronometri berbasis sudut antara dataran dan puncak gunung yang dapat dilakukan secara akurat oleh satu orang dari satu lokasi saja.

John J O'Connor dan Edmund F Robertson menulis dalam MacTutor History of Mathematics archive: "Important contributions to geodesy and geography were also made by Biruni. He introduced techniques to measure the earth and distances on it using triangulation. He found the radius of the earth to be 6339.6 km, a value not obtained in the West until the 16th century. His Masudic canon contains a table giving the coordinates of six hundred places, almost all of which he had direct knowledge."

Seiring dengan al-Biruni, Suhrab pada abad ke-10 membuat buku berisi koordinat-koordinat geografis serta instruksi untuk membuat peta dunia segi empat dengan proyeksi equi-rectangular atau cylindrical-equidistant.  Sedang Ibnu Sina berhipotesa tentang sebab-sebab munculnya pegunungan secara geologis, apa yang sekarang disebut ilmu geomorfologi.

Dengan kerangka tersebut Al-Idrisi membuat peta dunia yang detil atas permintaan raja Roger di Sicilia, yang waktu itu dikuasai Islam.  Peta al-Idrisi ini disebut di Barat “Tabula Rogeriana”.  Peta ini masih berorientasi ke Selatan.  Al-Hamawi menulis Kitab Mu'jam al-Buldan yang merupakan ensiklopedi geografi dunia yang dikenal hingga saat itu.  Ibn Battutah membuat laporan geografi hingga pulau-pulau di Nusantara, yang Majapahit atau Sriwijayapun tidak meninggalkan catatan.  Sementara itu Ibnu Khaldun menulis dalam kitab monumentalnya “Muqadimah” suatu bab khusus tentang berbagai aspek geografi, termasuk klimatologi dan geografi manusia.

Geografer Muslim dari Turki Mahmud al-Kasygari (1005-1102) menggambar peta dunia berbasiskan bahasa, dan ini pula yang dilakukan oleh Laksamana Utsmani Piri Rais (1465–1555) agar Sultan Sulayman I (al-Qanuni) dapat memerintah daulah khilafah dengan efisien.

Geografi di kalangan kaum Muslimin masih bertahan ketika Khilafah masih menegakkan jihad.  Begitu era jihad mengendur, antusiasme pada geografi pun mengendur.  Kaum Muslimin jadi kehilangan “kompas” dan wawasan mereka dalam peta geopolitik dunia.  Akibatnya satu demi satu tanah air mereka lepas atau sumber dayanya diperas atau dicemari penjajah kafir.  Maka keberkahan dari bumi pun lenyap sudah.


Peta Eropa & Timur Tengah buatan al-Idrisi (“Tabulla Rogeriana”), orientasi ke selatan (gambar ini sudah dirotasi).

“Muslimah Diwajibkan Berkerudung Kok Dibilang Diskriminatif?”

Ketika Bumi Mengeluarkan Berkah PDF Print E-mail
Tuesday, 03 July 2012 11:30
oleh: Dr. Fahmi Amhar

Hari-hari ini para pemimpin dunia berkumpul di Rio de Janeiro (Brazil) untuk membahas suatu agenda yang disebut “Rio Post-20”.  Dua puluh tahun yang lalu (1992) di tempat yang sama, para penguasa dunia saat itu juga berkumpul memikirkan langkah-langkah menyelamatkan bumi dari krisis lingkungan yang semakin serius.  Sayang, banyak rekomendasi yang ditelurkan saat itu justru tidak diratifikasi oleh negara pemboros sumber daya alam dan pembuat pencemaran terbesar di dunia saat ini, yaitu Amerika Serikat!
Padahal bumi ini memiliki mekanisme sendiri.  Dia akan terus mengeluarkan berkah tanpa henti, selama dikelola dengan syariah.  Dan umat Islam dalam sejarah telah membuktikan.  Mereka juga tidak berhenti hanya dalam bentuk pengaturan syariah, tetapi juga mengembangkan segala teknologi untuk menjadikan bumi makin berkah.
Para ilmuwan Islam terdahulu telah menjadikan ilmu bumi (geografi) sebagai ilmu yang menghubungkan langit (yakni pengamatan astronomi dan meteorologi) dan bumi (geodesi dan geologi).  Juga ilmu yang menghubungkan dunia hidup (biotik) dan mati (abiotik).  Yang hidup pun mencakup flora, fauna dan manusia beserta interaksinya.
Dan yang lebih penting: geografi tidak cuma ilmu untuk memetakan dan memahami alam semesta di sekitar kita, namun juga untuk mengubahnya sesuai kebutuhan kita.  Berbeda dengan filsafat, geografi memiliki kegunaan praktis, baik di masa damai maupun di masa perang.  Sampai hari ini, geografi mutlak diperlukan baik oleh wisatawan, perencana kota hingga panglima militer.
Dari sisi sejarah, para geografer pertama muncul hampir bersamaan dengan mereka yang dianggap filosof pertama.  Anaximander dari Miletus (610 – 545 SM) dikenal sebagai pendiri geografi.  Anaxagoras berhasil membuktikan bentuk bulat bumi dari bayangan bumi saat gerhana bulan.  Namun dia masih percaya bahwa bumi seperti cakram.  Yang pertama mencoba menghitung radius bumi sebagai bola adalah Eratosthenes.  Sedang Hipparchus menggagas lintang dan bujur serta membaginya dalam 60 unit (sexagesimal) sesuai matematika Babylonia saat itu.  Penguasa Romawi-Mesir Jenderal Ptolomeus (83-168) membuat atlas yang pertama.
Setelah kejatuhan Romawi, terjadi migrasi dari geografi Eropa ke dunia Islam.  Alquran memerintahkan untuk melakukan penjelajahan demi penjelajahan (QS Ar Ruum: 9).  Para geografer Muslim ternama dari Abu Zaid Ahmed ibn Sahl al-Balkhi (850-934), Abu Rayhan al-Biruni (973-1048), Ibnu Sina (980-1037), Muhammad al-Idrisi (1100–1165), Yaqut al-Hamawi (1179-1229), Muhammad Ibn Abdullah Al Lawati Al Tanji Ibn Battutah (1305-1368) dan Abū Zayd ‘Abdu r-Rahman bin Muhammad bin Khaldūn Al-Hadrami, (1332-1406), menyediakan laporan-laporan detail dari penjelajahan mereka.
Namun tentu saja selembar peta sering berbicara lebih banyak dari jutaan kata-kata.  Fenomena juga harus ditafsirkan dengan teori atau informasi yang dikenal sebelumnya.  Untuk itulah para ilmuwan Islam menafsirkan ulang karya-karya sebelumnya baik dari Romawi, Yunani maupun India dan mendirikan Baitul Hikmah di Baghdad untuk tujuan itu.  Al-Balkhi bahkan mendirikan “Mazhab Balkhi” untuk pemetaan di Baghdad.
Al-Biruni menyediakan kerangka referensi dunia pemetaan.  Dialah yang pertama kali menjelaskan tentang proyeksi polar-equi-azimutal equidistant, yang di Barat baru dipelajari lima abad setelahnya oleh Gerardus Mercator (1512-1594).   Al-Biruni dikenal sebagai sosok yang paling trampil dalam soal pemetaan kota dan pengukuran jarak antar kota, yang dia lakukan untuk banyak kota di Timur Tengah dan anak benua India.  Dia mengombinasikan antara kemampuan astronomis dan matematika untuk mengembangkan berbagai cara menentukan posisi lintang dan bujur.  Dia juga mengembangkan teknik mengukur tingginya gunung dan dalamnya lembah.  Dia juga mendiskusikan tentang habitabilitas planet (syarat-syarat planet yang dapat didiami) dan menaksir bahwa seperempat permukaan bumi dapat didiami manusia.  Dia juga menghitung letak bujur dari kota Khwarizm dengan menggunakan tinggi matahari dan memecahkan persamaan geodetis kompleks untuk menghitung secara akurat jari-jari bumi yang sangat dekat dengan nilai modern.  Metode al-Biruni ini berbeda dengan pendahulunya yang biasanya mengukur jari-jari bumi dengan mengamati matahari secara simultan dari dua lokasi yang berbeda.  Al-Biruni mengembangkan metode kalkulasi trigronometri berbasis sudut antara dataran dan puncak gunung yang dapat dilakukan secara akurat oleh satu orang dari satu lokasi saja.
John J O'Connor dan Edmund F Robertson menulis dalam MacTutor History of Mathematics archive: "Important contributions to geodesy and geography were also made by Biruni. He introduced techniques to measure the earth and distances on it using triangulation. He found the radius of the earth to be 6339.6 km, a value not obtained in the West until the 16th century. His Masudic canon contains a table giving the coordinates of six hundred places, almost all of which he had direct knowledge."
Seiring dengan al-Biruni, Suhrab pada abad ke-10 membuat buku berisi koordinat-koordinat geografis serta instruksi untuk membuat peta dunia segi empat dengan proyeksi equi-rectangular atau cylindrical-equidistant.  Sedang Ibnu Sina berhipotesa tentang sebab-sebab munculnya pegunungan secara geologis, apa yang sekarang disebut ilmu geomorfologi.
Dengan kerangka tersebut Al-Idrisi membuat peta dunia yang detil atas permintaan raja Roger di Sicilia, yang waktu itu dikuasai Islam.  Peta al-Idrisi ini disebut di Barat “Tabula Rogeriana”.  Peta ini masih berorientasi ke Selatan.  Al-Hamawi menulis Kitab Mu'jam al-Buldan yang merupakan ensiklopedi geografi dunia yang dikenal hingga saat itu.  Ibn Battutah membuat laporan geografi hingga pulau-pulau di Nusantara, yang Majapahit atau Sriwijayapun tidak meninggalkan catatan.  Sementara itu Ibnu Khaldun menulis dalam kitab monumentalnya “Muqadimah” suatu bab khusus tentang berbagai aspek geografi, termasuk klimatologi dan geografi manusia.
Geografer Muslim dari Turki Mahmud al-Kasygari (1005-1102) menggambar peta dunia berbasiskan bahasa, dan ini pula yang dilakukan oleh Laksamana Utsmani Piri Rais (1465–1555) agar Sultan Sulayman I (al-Qanuni) dapat memerintah daulah khilafah dengan efisien.
Geografi di kalangan kaum Muslimin masih bertahan ketika Khilafah masih menegakkan jihad.  Begitu era jihad mengendur, antusiasme pada geografi pun mengendur.  Kaum Muslimin jadi kehilangan “kompas” dan wawasan mereka dalam peta geopolitik dunia.  Akibatnya satu demi satu tanah air mereka lepas atau sumber dayanya diperas atau dicemari penjajah kafir.  Maka keberkahan dari bumi pun lenyap sudah.
Peta Eropa & Timur Tengah buatan al-Idrisi (“Tabulla Rogeriana”), orientasi ke selatan (gambar ini sudah dirotasi).

Benarkah Ikhwanul Muslimin Menginginkan Khilafah?


PDF Print E-mail
Fase setelah Mubarak di Mesir, Ikhwanul Muslimin mendapatkan popularitas yang sangat kuat, maka kandidatnya untuk jabatan presiden Mohamed Morsi menyampaikan pidato yang hangat menjelang pemilihan, dimana ia mengatakan: “Kami tidak menerima pilihan selain syariah dan al-Qur’ran sebagai konstitusi kami.” Dan di depan kerumunan orang banyak itu salah satu tokoh agama yang mengusulkannya sebagai kandidat dalam pemilihan presiden, seperti yang dikatakan Safwat Hijazi Muhammad kepada kerumunan massa: “Berkat Morsi kita menyaksikan terealisasinya mimpi tegaknya khilafah dan penerapan syariah.” (www.radikal.com.tr).

*** *** ***

Revolusi yang dilakukan oleh masyarakat Islam di Timur Tengah terhadap para penguasa zalim dan tirani, meskipun pada awalnya hanya revolusi itu dilakukan untuk melawan penindasan para penguasa dan kezaliman mereka pada rakyatnya, namun ketika umat Islam telah menetapkan tujuannya , yaitu penerapan Islam secara kaffah melalui tegaknya institusi khilafah, di bawah pimpinan Hizbut Tahrir, yang terus membina mereka dan bersamaan dengan berlalunya waktu, maka masalah Negara Islam telah menjadi tuntutan bagi revolusi kaum Muslim, sebab hanya itulah negara yang akan menerapkan solusi-solusi yang bersumber dari akidah mereka, dan yang mereka imani untuk menggantikan kebebasan, demokrasi, hak asasi manusia dan ide-ide kufur yang sejenisnya, yang sudah menipu mereka selama bertahun-tahun.

Ini adalah elemen kunci dalam merealisasikan tujuan yang berada di balik harapan besar rakyat Suriah di negeri Syam untuk terus bersabr, melawan dan teguh, yang membuatnya tidak mundur sejengkal pun dari revolusinya meskipun mereka harus menghadapi berbagai jenis penyiksaan dan ketidakadilan, yang tidak ada duanya di dunia terkait pembantaian dan kebrutalannya.

Ketika kaum kafir imperialis menyadari bahwa tujuan akhirnya adalah pendirian khilafah, maka kaum kafir melakukan berbagai permainan baru, yaitu dengan mencegah masyarakat mengenal (bergabung) dengan Hizbut Tahrir, partai Islam internasional yang benar-benar berideologikan Islam, dan telah beraktivitas selama lebih dari lima puluh tahun untuk mendirikan negara Islam, sehingga negara Islam benar-benar berdiri, dengan menempuh metode Rasulullah, yaitu membongkar rencana-rencana kaum kafir imperialis, para kroninya, dan para anteknya, di antara para penguasa tiran di neger-negeri kaum Muslim, yang menggunakan kekuasaannya untuk melawan kaum Muslim.

Dan salah satu dari permainan ini adalah apa yang diungkapkan oleh anggota parlemen dan kandidat presiden, Morsi yang mengabaikan hukum-hukum al-Qur’an, dimana ia berkata: “Bantuan AS adalah bagian dari perjanjian Camp David antara Mesir dan “Israel”. Sehingga melalui pernyataan ini bahwa Ikhwanul Muslimin yang menggunakan isu bantuan yang akan diberikan kaum kafir sebagai imbalan atas perjanjian Camp David, maka mereka benar-benar mengabaikan secara riil masalah pendirian Negara Islam yang menjadi tuntutan kaum Muslim, dan memalingkannya dari jalurnya, padahal kaum Muslim Mesir yang melakukan revolusi terhadap tiran Mubarak hingga jatuh, apalagi tidak ada perubahan yang patut dibanggakan dalam sistem kufur yang diterapkan.

Dan kami menanyakan dua hal kepada Morsi: Apakah syariah Islam adalah syariah (aturan) yang membawa kebenaran, dan al-Qur’an adalah sumber hukum yang diyakininya? Artinya, apakah Islam dan al-Qur’an membolehkan masuk dan berpartisipasi dalam parlemen di bawah sistem kufur? Apakah keduanya mengakui kesepakatan pengkhianatan Camp David, yang merupakan pengkhianatan terbesar terhadap Islam dan kaum Muslim? Apakah keduanya juga membolehkan untuk meminta bantuan dari kaum kafir imperialis? Tidak ada keraguan lagi bahwa Islam melarang semua ini, bahkan menerimanya dianggap sebagai pengkhianatan terbesar terhadap Islam dan kaum Muslim. Jika Anda benar-benar ingin berdirinya Negara Khilafah, maka Anda harus mendengarkan Hizbut Tahrir, yang bekerja dengan serius untuk mendirikan Khilafah selama lebih dari lima puluh tahun, dan membuang jauh-jauh sikap dan tindakan pengkhianatan ini.

Wahai kaum Muslim Mesir!

Janganlah kalian tergoda oleh para pembela kaum kafir imperialis, di antara mereka yang menggunakan istilah Khilafah, yang tidak lain hanyalah pepesan kosong, sebab tujuannya adalah untuk memalingkan kalian dari mencapa tujuan kalian, yaitu tegaknya Khilafah. Begitu juga usaha mereka untuk menyesatkan kalian melalui orang-orang yang mengabdi pada rencana-rencana mereka, sengaja atau tidak sengaja. Untuk menuju tegaknya Khilafah yang kalian yakini, maka kalian harus tidak menerima solusi-solusi selain solusi-solusi Islam; dan metode kalian tidak menyimpang sedikit pun dari metode Rasulullah saw. Dan akan menjadi lebih baik lagi, jika kalian bergabung dengan Hizbut Tahrir yang telah menyusun UUD berdasarkan dalil-dalil syar’iy, yaitu al-Qur’an, as-Sunnah, Ijma’ Sahabat dan qiyas syar’iy. UUD ini akan bisa diterapkan seketika pada saat berdirinya negara (Khilafah). Dan untuk tujuan mulia ini sajalah seharusnya mereka melakukan aktivitas.[]htinfo

sumber: http://www.mediaumat.com/headline-news/3818-benarkah-ikhwanul-muslimin-menginginkan-khilafah.html