Minggu, 20 Mei 2012

Apa Hubungan Sabar Dan Doa?

Pak Ustad kami ingin berdiskusi tentang sabar, sebagaimana dikatakan banyak ayat dalam Al Quran, bahwa kita sebagaimana manusia harus ber “Sabar“. Nah, konteks yang mana kita boleh ber- sabar dan makna yang bagaimana ke sabar an pada kita. Selama ini yang kita lihat banyak fenomena sehari-hari ke sabar an ini sudah ditinggalkan oleh sebagian manusia, yang menjadikan makna dari sabar ini sudah tidak ada lagi.

Kemudian di dalam menyampaikan permohonan-permohonan kepada Tuhan, supaya ber sabar. Sabar yang bagaimana? Apakah kita harus menunggu? Kadang-kadang kita sudah merasa bekerja keras dalam hal fisik untuk menempuh agar yang kita inginkan didapatkan, tetapi belum memperoleh juga. Sampai dimana ke sabar an harus kita pertahankan? Terima kasih. Assalamu’alaikum wr. wb. Edi Susilo – Trenggalek

Makna Sabar Dan Doa

sabar Apa Hubungan Sabar Dan Doa?
Wa’alaikumussalam Wr. Wb. Yth.Pak Edi, Dalam al-Qur’an surah Fusshilat : 49 dikatakan :
“Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan”.

Putus asa adalah sifat yang tercela. Tidak selayaknya seorang mu’min berputus asa dalam segala hal, baik dalam berdo’a kepada Allah maupun dalam menghadapi kehidupan ini. Ketika kita berdo’a kepada Allah, maka tidak terlepas dari dua kemungkinan, dikabulkan atau tidak. Kalau dikabulkan kita harus segera bersyukur kepada Allah. Namun bila merasa belum dikabulkan, kita tidak dibolehkan cepat-cepat berkeyakinan bahwa do’a kita tidak dikabulkan Allah bahkan sebaliknya kita tetap berbaiksangka dan ber sabar.. Ada beberapa kemungkinan yang terjadi. Mungkin do’a kita belum dikabulkan Allah, atau Allah akan mengganti dengan yang lebih baik dari yang kita minta, atau mungkin diri kita belum siap atau tidak layak untuk mendapatkan permintaan kita. Itulah, maka doa yang kita panjatkan kepada Allah, hasil dan buahnya tidak bisa kita ukur dengan waktu. Rasulullah pernah berdo’a

“Ya Allah berilah petunjuk kaumku, karena mereka banyak yang bodoh”.

Apa yang terjadi, apakah semua kaumnya beriman? Ternyata sampai Rasulullah wafat pun masih banyak kaumnya yang tidak beriman, namun Rasulullah tidak berputus asa dan terus berusaha bahkan berpesan kepada umatnya agar meneruskan perjuangannya. Dalam sebuah hadist Rasulullah mengatakan :
“Mintalah karunia Allah, karena Allah senang kalau dimintai sesuatu dan sebaik-baik ibadah adalah menunggu dibukanya kesulitan kita” (H.R. Tirmizi).

Itulah sebaik-baik ibadah, menunggu hingga dihilangkannya kesulitan dan kesedihan kita dan tidak mengeluh kepada selain Allah. Sikap seorang mu’min yang baik adalah yang sabar, tidak mudah berputus asa dan tidak mudah kecewa, senantiasa besar hati dalam menerima apapun yang dialami dan dideritanya, karena itu semua atas kehendak Allah. Maka dalam ayat lain dikatakan bahwa sikap berputus asa adalah sikap orang kafir;

“Dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah dan Pertemuan dengan Dia, mereka putus asa dari rahmat-Ku, dan mereka itu mendapat azab yang pedih.” (al-Ankabut: 23)
Ini karena mereka yang berputus asa atas rahmat Allah telah menentang kehendak Allah dan ingin memaksa Allah dengan kehendaknya. Dari keterangan ini bisa pahami arti sabar dan doa.

sumber: http://adehumaidi.com/islam/apa-hubungan-sabar-dan-doa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar