Senin, 21 Januari 2013

Pemeluk Kristen di Inggris Bisa Minoritas Pada 2018





Tak perlu ditunjukkan kesalahannya, Kristen mulai ditinggalkan oleh pemeluknya. Inilah yang terjadi di Inggris Raya. Banyak orang Kristen di Inggris dan Wales yang tak lagi mau menyatakan dirinya Kristen.
Seperti yang dilansir guardian co.uk (11/12) pemeluk Agama Kristen bisa menjadi kaum minoritas di Inggris dan Wales pada tahun 2018. Hasil analisis sensus terbaru menunjukkan penurunan lebih dari 4 juta jumlah orang yang menyatakan diri beragama Kristen.

Penurunan pemeluk Kristen terjadi dalam sejumlah besar penurunan jumlah orang yang menganut agama manapun, meskipun tren ini sebagian diimbangi oleh peningkatan 1.6 juta jumlah pemeluk Islam.

Pihak sekularis menuding tren untuk menjauhi agama Kristen merupakan peringatan bagi otoritas gereja atas sikap konservatif mereka yang berakibat buruk pada masyarakat. Seperti penolakan penahbisan uskup perempuan dan penolakan terhadap legalisasi perkawinan sesama jenis.

Agama Kristen masih menjadi agama terbesar di Inggris dan Wales. Terdapat 33,2 juta pemeluk atau 59 persen dari jumlah penduduk menyatakan mereka beragama Kristen. Namun, terdapat 14,1 juta orang atau seperempat dari jumlah penduduk yang mengatakan mereka tidak beragama (atheis).
Jumlah terbesar orang yang tidak beragama terdapat di kantong-kantong mahasiswa Brighton dan Norwich, di mana lebih dari 42 persen mahasiswanya mengatakan mereka tidak memiliki afiliasi keagamaan. Lalu diikuti oleh wilayah Selatan Wales Bleanau Gwent, Caerphilly dan Rhondda (semuanya sekitar 41 persen).

Seorang juru bicara untuk Gereja Inggris mengatakan, angka itu "menegaskan bahwa kami tetap merupakan bangsa yang beragama" tetapi mengakui "penurunan terhadap orang yang mengaku dirinya sebagai orang Kristen adalah sebuah tantangan".
British Humanist Action (BHA) mengalkulasi bahwa jika perubahan jumlah pemeluk Kristen selama dekade tahun 2011 berlanjut pada tingkat linear, pemeluk Kristen akan menjadi minoritas pada sensus bulan September 2018.
BHA mengatakan angka-angka pada sensus itu digunakan di parlemen untuk membenarkan perluasan sekolah-sekolah agama, uskup-uskup pada Majelis Tinggi Parlemen Kerajaan Inggris (House of Lords).

Jumlah Muslim Meningkat
Saat pemeluk Kristen menurun,  di sisi lain orang-orang yang mengidentifikasi diri mereka sebagai Muslim pada tahun 2011 berjumlah 2,7 juta, naik dari 1,55 juta pada tahun 2001. Kaum Muslim kini mencapai 4,8 persen dari jumlah penduduk, dibandingkan dengan 3 persen pada tahun 2001. Populasi Muslim sangat terkonsentrasi, di mana 12,4 persen penduduk London sekarang beragama Islam, diikuti oleh wilayah West Midlands, Yorkshire dan Humber (keduanya di bawah 7 persen).

Wilayah dengan populasi Islam yang berkembang paling cepat adalah Redbridge di London, yang tumbuh sebesar 11,4 persen selama satu dekade, dan Luton dan Slough, yang keduanya naik 10 persen.
Peningkatan jumlah pemeluk Islam di Inggris antara lain disebabkan semakin banyaknya mereka yang memeluk agama Islam. Sebuah studi yang dilakukan oleh kelompok Faith Matters menemukan jumlah mualaf di Inggris kini telah melewati 100.000 orang. Jumlah ini naik dua kali lipat dalam sepuluh tahun. Laporan itu memperkirakan bahwa hampir dua-pertiga mualaf itu adalah kaum perempuan, dengan usia rata-rata 27 tahun—seperti halnya Matthews.

Yang menarik meskipun Islam terus menerus disudutkan, mereka yang memeluk agama Islam justru meningkat. Survei YouGov baru-baru ini menyimpulkan bahwa lebih dari setengah masyarakat Inggris percaya Islam adalah pengaruh negatif yang mendorong ekstremisme, penindasan perempuan dan ketidaksetaraan. Namun statistik membuktikan konversi Islam menunjukkan perkembangan yang signifikan. Islam adalah agama yang berkembang tercepat di dunia.

Menurut sosiolog Brice salah satu faktor kenapa banyak wanita Inggris yang memeluk Islam karena agama Islam menekankan pada kewajiban menghormati orang tua dan perempuan. “Banyak orang, dari semua lapisan masyarakat, meratapi hilangnya tradisi menghargai  orang tua dan perempuan, misalnya. Ini adalah nilai-nilai yang termuat dalam Alquran, yang umat Islam harus hidup dengannya,”  ujar Brice.
“Banyak perempuan mualaf di Inggris juga mengonversi agamanya karena tertarik dengan kehangatan hubungan di antara sesama Muslim. “Beberapa tertarik untuk merasakan kembali nilai-nilai yang telah mengikis di Barat,” kata Haifaa Jawad, dosen senior di Universitas Birmingham yang telah mempelajari fenomena konversi agama.

Berkaitan dengan penambahan jumlah Muslim ini Julian Bond, Direktur Forum Islam Kristen mengusulkan agar pemerintah lebih mengakodomasi aspirasi umat Islam. "Ini adalah persentase yang terus tumbuh dan kita perlu memikirkan cara terbaik untuk terlibat dengan Islam dan kaum Muslim dan memikirkan apakah orang perlu memiliki hari libur untuk Idul Fitri, bagaimana mengakomodasi bulan Ramadhan dan bagaimana Islam diajarkan di sekolah-sekolah," kata Julian Bond.

Sumber: mediaumat.com & islamtoday

Khilafah Memenuhi Kebutuhan Perempuan


Mediaumat.com.Jakarta- Berbeda dengan kapitalisme yang eksploitatif terhadap perempuan, khilafah Islam sebaliknya. “Khilafah tidak akan menempatkan wanita dalam penderitaan,” ujar Iffa Ainur Rochmah pada wartawan saat konferensi press Konferensi Perempuan Internasional (KPI), Sabtu (22/12) di Hotel Grand Sahid, Jakarta.
Menurut Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI)  tersebut disadari atau tidak, sistem yang diterapkan saat ini memaksa bahkan memperbudak perempuan dalam mencari nafkah. Sedangkan khilafah memenuhi kebutuhan perempuan dengan mewajibkan laki-laki menafkahi perempuan.
“Bila perempuan tidak mempunyai keluarga laki-laki untuk memenuhi kebutuhan finansialnya maka negara harus bertanggung jawab memenuhinya,” ujar Iffah.
Ia menambahkan, dalam khilafah perempuan bekerja karena pilihan bukan karena tekanan keadaan. “Martabat dan posisi perempuan ditempatkan dalam area sakral dalam khilafah,” pungkasnya.

Sumber: http://mediaumat.com/headline-news/4075-khilafah-memenuhi-kebutuhan-perempuan-.html

Merasa Berdosa, Direktur CIA Mengundurkan Diri





Kepala Badan Intelijen CIA, Jenderal David Petraeus pada hari Jum’at (9/11) telah mengumumkan pengunduran diri dari jabatannya karena melakukan hubungan intim di luar nikah (perzinahan).
Jenderal Petraeus mengatakan dalam surat yang dikirimnya pada para pekerja di CIA bahwa ia telah berselingkuh, dan perbuatan seperti ini tidak semestinya dilakukan, apalagi bagi seorang pemimpin seperti dirinya.
Petraeus adalah jenderal bintang empat yang diangkat sebagai Kepala Badan Intelijen CIA pada bulan April 2011 menggantikan Leon Panetta yang ditarik ke Pentagon guna menjadi Menteri Pertahanan.
Petraeus pernah menjabat sebagai Komandan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pada periode antara tahun 2010-2011. Dan karena perannya ini, kemudian ia diangkat sebagai Kepala Badan Intelijen CIA.
Sebelumnya, Petraeus adalah komandan pasukan multi-nasional di Irak, dan menjabat sebagai komandan pasukan Amerika di Afghanistan tahun 2010.

Sumber: islamtoday

Kaum Muslim Prancis Tuntut Perangi “Islamophobia”


Dewan Muslim Prancis menuntut Presiden Francois Hollande untuk memperlihatkan ketegasan sikapnya terhadap anti-Islam (Islamophobia), seperti sikap keras yang ditunjukkannya terhadap “anti-Yahudi”.
Para anggota Dewan mengungkapkan dalam pertemuan mereka dengan Perdana Menteri Prancis, Jean-Marc Ayrault, tentang harap mereka agar Hollande membuat pernyataan yang mengutuk fenomena anti-Islam (Islamophobia), sama seperti pernyataannya yang mengecam keras eskalasi anti-Yahudi.
Abdullah Zakri anggota Dewan Muslim Prancis mengatakan: “Mengingat maraknya praktik-praktik Islamofobia dan rasisme terhadap umat Islam, maka kami ingin dikeluarkannya pernyataan resmi oleh Presiden Prancis, yang membuat umat Islam juga terlibat dalam kepentingan nasional.”
Zakri, kepala pemantau fenomena Islamofobia di Dewan Muslim Prancis menegaskan bahwa praktik-praktik Islamofobia meningkat sebesar 34 persen di banding tahun lalu.
Dikatakan bahwa Presiden Prancis menganggap perang terhadap anti-Yahudi sebagai masalah nasional, yang disampaikan pekan lalu dalam upacara memperingati para siswa Yahudi yang tewas dalam serangan terhadap sebuah sekolah di kota “Toulouse”.

Sumber: islamtoday

Pelecehan Seksual di Akademi Militer Amerika Memprihatinkan





Mediaumat.com- Sebuah laporanDepartemen Pertahanan AS (Pentagon) mengungkapkan bahwa ancaman pelecehan seksual meningkat di akademi militer, namun para korban enggan untuk melaporkan masalahnya.
Laporan itu berdasarkan survei yang dilakukan di tiga akademi militer atas permintaan Menteri Pertahanan, Leon Panetta, dan laporan diumumkan secara resmi pada hari Kamis (20/12).
Secara rinci survei menunjukkan bahwa “masalah ini semakin memburuk dengan muningkatnya pelecehan dari banyaknya yang melapor, dan masih banyak bukti-bukti pelecehan lainya yang disembunyikan.
Dan beberapa informasi baru yang lebih memprihatinkan berasal dari “The United States Naval Academy” di Maryland, sebab survei menemukan bahwa 225 polisi laut, terutama perempuan, melaporkan bahwa mereka adalah korban dari hubungan seksual “yang tidak diinginkan” pada tahun pelajaran terakhir.
Termasuk dalam “hubungan seksual yang tidak diinginkan” adalah seperti diraba dan dipemerkosa. Namun kasus tersebut hanya ada 12 kasus saja dari mereka yang membuat laporan resmi,” menurut CNN.
Sementara di Academy Militer bergengsi “West Point” di New York, dan Akademi Angkatan Udara di Colorado, maka jumlah pelapor insiden pelecehan seksual meningkat.
Survei menemukan bahwa di dua akademi tersebut  wanita merasa lebih nyaman ketika ia melaporkan kasus pelecehan dan kekerasan seksual yang menimpanya, meskipun ada banyak kasus yang tidak dilaporkan.

Sumber: http://mediaumat.com/news-luar-negeri/4062-pelecehan-seksual-di-akademi-militer-amerika-memprihatinkan.html

7 Muslim Dibantai Densus 88, JAT Desak Polri dan Komnas HAM Bentuk TPF





Mediaumat.com. Jakarta. Selain mengutuk, Jamaah Ansharut Tauhid mendesak  Polri  dan Komnas HAM  membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) yang independen dan transparan untuk mengungkap kasus pembunuhuan brutal Densus 88 terhadap dua Muslim di  Makassar (4/1) dan lima Muslim di Bima (5/1) hanya karena dituduh teroris.
“Tindakan pembunuhan yang dilakukan oleh Densus  tersebut merupakan tindakan extra judicial killing dan masuk pelanggaran HAM berat,” tegas Jubir JAT Son Hadi dalam pers rilisnya kepada mediaumat.com, Ahad (6/1) melalui surat elektronik.
Selain menciderai nilai-nilai kemanusiaan, JAT pun menilai tindakan semena-mena Densus 88 tersebut menciderai pula nilai-nilai keagamaan. “Dan yang lebih memprihatinkan  dua orang dibunuh di teras Masjid Nur Alfiah RS Dr Wahidin Sudirohusodo Makasar di hari Jumat 4 Januari 2013,” terang Son Hadi.
JAT pun mengajak kepada ulama, kyai dan  seluruh elemen umat Islam untuk mewaspadai akan adanya gerakan anti Islam yang menunggangi  institusi Polri (Densus 88) untuk memerangi Islam dan umat Islam dengan dalih perang terhadap terorisme.
Di akhr rilisnya, Son Hadi pun berdoa: “Ya Allah mereka telah membunuh hamba-hamba-Mu dengan brutal dan keji maka hancurkanlah dan azab mereka dengan azab-Mu yang pedih, wa makkaru makarallah wallahu khoiru maakirin.” Aamiiin.

Sumber: http://mediaumat.com/headline-news/4087-7-muslim-dibantai-densus-88-jat-desak-polri-dan-komnas-ham-bentuk-tpf-.html

Banjir, Persoalan Teknis hingga Ideologis





Mediaumat.com. Jakarta. Prof Dr Ing Fahmi Amhar menyatakan kalau banjir itu cuma insidental, maka itu persoalan teknis belaka. Tetapi kalau banjir itu selalu terjadi, berulang, dan makin lama makin parah, maka itu pasti persoalan sistemik.
“Kalau banjir sistemik itu dapat selesai dengan bendungan baru, pompa baru, kanal baru dll, maka itu sistem-teknis,” ungkap peneliti utama di Geospatial Information Agency (former Bakosurtanal) tersebut kepada mediaumat.com, Ahad (20/1).
Namun, kalau itu menyangkut tata ruang yang tidak dipatuhi, kemiskinan yang mendorong orang menempati sempadan sungai, keserakahan yang membuat daerah hulu digunduli, sistem anggaran yang tidak adaptable untuk atasi bencana, pejabat yang tidak kompeten dan abai mengawasi semua infrastruktur, dsb, maka itu sudah terkait dengan sistem-non teknis.
“Sistem non teknis kalau saling terkait dan berhulu pada pemikiran mendasar bahwa semua ini agar diserahkan kepada mekanisme pasar dan proses demokratis, maka persoalannya sudah ideologis,” beber aktivis Hizbut Tahrir Indonesia tersebut.
Kalau benar masalahnya ideologis, maka benar bahwa usaha tuntas mengatasi banjir itu adalah mengganti ideologi itu dengan Islam. “Dan sebuah negara yang ideologinya Islam, disebut Khilafah,” pungkasnya.

Sumber: http://mediaumat.com/headline-news/4100-banjir-persoalan-teknis-hingga-ideologis.html
 

Setelah Diprotes HTI, Dubes AS Datangi Jokowi


Mediaumat.com. Jakarta. Entah kebetulan atau tidak,  sehari setelah didesak Hizbut Tahrir Indonesia agar tidak memberikan izin mendirikan bangunan (IMB) Kedutaan Besar Amerika, Gubernur DKI Jakarta Jokowi didatangi Dubes Amerika Scot Marciel. “Saatnya Jokowi membuktikan anti penjajahan atau tidak,” tegas Ketua DPP HTI Farid Wadjdi kepada mediaumat.com Rabu (9/1).
Farid pun menyebutkan pertemuan Jokowi-Scot Rabu (9 /1)i Kantor Pemprov DKI Jakarta sedikit banyak pastilah menyinggung IMB pemugaran Kedubes AS. Menurutnya, perluasan kantor kedubes AS hanya akan memperkuat kedudukan penjajahannya di Indonesia.
Pasalnya, fungsi intelijen, fungsi ekonomi dan politik AS di Indonesia akan semakin luas. "Sementara kita tahu Amerika adalah negara penjajah. Secara ekonomi, politik, dan intelejen," ujarnya.
Menurut Farid, keberanian Jokowi sering dicitrakan  sebagai sosok pro rakyat dipertaruhkan dalam hal ini. “Jika IMB untuk kedubes AS dikeluarkan berarti Jokowi telah membantu melanggengkan dominasi asing di Indonesia,” pungkasnya.

Sumber: http://mediaumat.com/headline-news/4091-setelah-diprotes-hti-dubes-as-datangi-jokowi.html

Didesak Jangan Keluarkan IMB Kedubes AS, Jokowi: “Belum Bisa Jawab Keinginan HTI”





Mediaumat.com. Jakarta. Gubernur DKI Jakarta  Jokowi menyatakan belum bisa menjawab keinginan Hizbut Tahrir Indonesia yang memintanya tidak mengeluarkan izin mendirikan bangunan (IMB) Kedutaan Besar Amerika.
“Saya belum bisa menjawab atas apa yang diinginkan Hizbut Tahrir, kalau secara ketentuan itu bisa kita lihat nanti dan saya tidak mau mendahului aturan yang ada,” ucapnya kepada delegasi HTI dan ormas Islam lainnya, Selasa (8/1) di kantor Pemprov DKI Jakarta.
Jokowi pun mengaku dirinya belum menguasai medan pembangunan di Jakarta. “Saya belum menguasai medan dan belum menguasai pembangunan-pembangunan di DKI, kalau ada keputusan nanti saya sampaikan,” ungkapnya.
Sedangkan Farid Wadjdi, pimpinan delegasi, menyatakan kepada Jokowi fasilitas yang akan dibangun Kedubes Amerika setelah keluarnya IMB bakal menjadi sarana untuk mengokohkan penjajahan Amerika Serikat atas Indonesia.
“Walau tampak menguntungkan Indonesia karena akan melibatkan ribuan pekerja namun, kerugian yang ditimbulkan karena penjajahan Amerika Serikat di masa datang akan jauh lebih besar,” ujarnya.
Di waktu yang sama, sekitar 300 massa di depan Kantor Pemprov DKI Jakarta membentangkan spanduk dan poster seruan kepada Jokowi agar tidak mengeluarkan IMB Kedubes Amerika. Di antaranya berbunyi: Jokowi, Jangan Keluarkan IMB Kedubes AS dan Jangan Jadikan Jakarta Markas Penjajahan AS!

Sumber:  http://mediaumat.com/headline-news/4090-didesak-jangan-keluarkan-imb-kedubes-as-jokowi-belum-bisa-jawab-keinginan-hti.html