Selasa, 31 Desember 2013

Muslim Ikut Natal, Fatal


“Akidah bisa cacat karena sudah ikut dalam membenarkan sesuatu yang diharamkan oleh akidah Islam.”
Kalau orang Kristen ditanya, “Siapa Yesus?” Pasti mereka menyebut anak Tuhan. Dan, Natal merupakan perayaan terhadap kelahiran anak Tuhan. Meski, ada perbedaan di antara mereka tentang tanggal kelahirannya, mereka memiliki kesamaan keyakinan bahwa Yesus adalah Tuhan.
Sekretaris Jenderal Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MUIMI) Bachtiar Nashir menegaskan, Natal itu sudah masuk ke wilayah ritual ibadah dan itu berarti sudah menyangkut dalam ranah akidah. Karenanya, salah kalau menganggap perayaan Natal sebagai perayaan biasa bagi semua kalangan. “Akidah bisa cacat karena sudah ikut dalam membenarkan sesuatu yang diharamkan oleh akidah Islam,” tandasnya.
Fatwa MUI tentang Perayaan Natal Bersama tertanggal 1 Jumadil Awwal 1401 H/ 7 Maret 1981 menegaskan bahwa perayaan Natal tidak bisa dipisahkan dari ajaran Kristen yakni Trinitas. Perayaan itu sendiri bukan merayakan kelahiran Isa as, tetapi kelahiran Tuhan.
Dari sisi akidah Islam, ajaran Trinitas bertentangan dengan akidah. Berdasarkan QS Al Maidah:72-73; At Taubah:30, Barangsiapa berkeyakinan bahwa Tuhan itu lebih daripada satu, Tuhan itu mempunyai anak dan Isa Al Masih itu anaknya, maka orang itu kafir dan musyrik.
Janggal
Ketua Umum Lembaga Kristologi Indonesia Zhahir Khan menjelaskan, Yesus atau Nabi Isa as sendiri tidak tahu menahu sama sekali dengan Natal atau agama Kristen. Menurutnya, agama Kristen dibuat dan disebarkan oleh Paulus, bukan Yesus.
Ia kemudian mengutip sejarawan Yahudi bernama Max I Dimont. Dalam bukunya The Indestructible Jews halaman 227, disebutkan orang tidak boleh lupa bahwa Yesus itu tidak pernah beragama Kristen. Kata “Kristen” pertama kali dipakai di Kota Antiokia, Yunani, sekitar tahun 50 Masehi oleh Paulus.
Alasan lain? Yesus sendiri berbahasa Aramik bukan bahasa Yunani. “Dari situ saja sudah terlihat ajaran Kristen tidak benar,” tandasnya. Ia kemudian mengaitkan dengan firman Allah dalam Alquran bahwa Allah mengutus Nabi sesuai dengan bahasa tempat Nabi tersebut diutus. Bahasa Yunani adalah bahasanya Paulus.
Ia melanjutkan, hari Minggu, 25 Desember itu bukan hari dan tanggal kelahiran Yesus tetapi hari dan tanggal kelahiran Dewa Matahari. Karena itu dalam bahasa Inggris, hari Minggu itu disebut sebagai Sunday (sun=matahari, day=hari) atau day of god of sun, hari Dewa Matahari. Dalam bahasa Jerman Sunday berarti Sonntag (sonne=matahari, tag=hari). Bahasa Belanda juga sama zondag (zon=matahari, dag=hari). “Karena asal usulnya satu dari Yunani kemudian diterjemahkan ke bahasa-bahasa Barat,” jelasnya.
Kristolog Abu Deedat Syihabuddin menambahkan, pohon Natal yang di atasnya ada bintang-bintang dan di bawahnya salju, juga salah besar. “Kan tidak mungkin bintang dan salju bisa terlihat bersamaan. Karena salju munculnya bukan pada musim panas tetapi musim dingin,” paparnya.
Ia menegaskan bahwa itu memang bukan tradisi awal Kristen tetapi tradisi kafir pagan. Karena kaum pagan mengaitkan pohon cemara tersebut dengan penyembahan pada Dewa Matahari. Itu merupakan simbol bergantinya matahari tua yang ditandai dengan musim dingin akan diganti dengan matahari baru yang ditandai dengan musim panas.
Kesalahan kaum Kristen ini semakin tegas, menurut Kristolog Irena Handono, setelah Paus Benedictus XVI. Ia menulis sebuah buku, ‘Jesus of Nazareth: The Infancy Narrative’ yang diluncurkan Rabu (21/11/2012). Ia membongkar beberapa fakta yang mengejutkan seputar kelahiran Yesus Kristus. Antara lain, kalender Kristen salah. Perhitungan tentang kelahiran Yesus yang selama ini diyakini adalah keliru. Kemungkinan, Yesus dilahirkan antara tahun 6 SM dan 4 SM.
Selain itu, materi-materi yang muncul dalam tradisi perayaan Natal, seperti rusa, keledai dan binatang-binatang lainnya dalam kisah kelahiran Yesus, menurutnya, sebenarnya tidak ada. Alias hanya mengada-ada.
Sementara terkait Sinterklas atau Santa Klaus, ternyata itu juga bukan tradisi Kristen melainkan tradisi yang berkembang di Eropa yang kemudian diadopsi oleh gereja. Ada yang menyebut itu dari St. Nicholas dari Myra (di Turki), 280 SM. Ia adalah seorang kaya yang menjual seluruh hartanya menolong orang banyak. Ia menjadi pelindung anak-anak dan pelaut. Hari rayanya dirayakan pada tanggal 6 Desember. Di Belanda, tradisi Sinterklas dirayakan di malam hari tanggal 5 Desember di mana seluruh keluarga berkumpul dan merayakannnya dengan memberikan hadiah kejutan (surprise), diiringi pembacaan puisi yang biasanya isinya penuh humor.
Di Jerman dan Swiss, dikenal Christkind atau Kris Kringle yang dipercai membawa hadiah bagi anak-anak yang berkelakuan baik. Di Skandinavia, ada peri riang yang bernama Jultomten yang mengantarkan hadiah Natal dengan kereta yang ditarik kambing. Di Itali ada cerita yang sama, yaitu La Befana. Ia adalah seorang penyihir ramah yang mengendarai sapu terbang. Ia masuk ke cerobong asap di rumah-rumah untuk mengantarkan mainan ke dalam kaus kaki anak-anak yang beruntung mendapatkan hadiah.

Materi Fiqh Khilafah Membuat Siswa Radikal?


Mediaumat.com- Hizbut Tahrir Indonesia membantah pernyataan yang menyebutkan pembahasan Khilafah pada buku pelajaran fikih di Madrasah Aliyah dapat menyebabkan radikalisme.  “Tidak benar! Radikalisme di tengah-tengah masyarakat sama sekali tidak berhubungan dan tidak boleh dihubung-hubungkan dengan ‘penyajian materi Khilafah Islamiyah’ pada kurikulum pendidikan agama Islam,” tegas anggota Lajnah Khusus Ulama DPP Hizbut Tahrir Indonesia Syamsuddin Ramadlan kepada mediaumat.com, Selasa (24/12) melalui surat elektronik.
Karena menurut da’i yang akrab disapa Gus Syam tersebut Khilafah Islamiyah berada di satu sisi dan radikalisme pada sisi yang lain. Persoalannya bukan pada apakah materi Khilafah menyebabkan radikalisme atau tidak; tetapi apa hukum mempelajari Khilafah Islamiyah, dan apa hukum menegakkan Khilafah Islamiyah.
“Khilafah Islamiyah merupakan salah satu bagian penting dari fikih Islam yang wajib dipahami dan dipelajari oleh setiap kaum Muslim; sama seperti wajibnya kaum Muslim memahami dan mempelajari fikih shalat, shaum, zakat, dan lain sebagainya,” ungkap penulis buku Panduan Lurus Memahami Khilafah tersebut.
Ia pun menyebut status hukum menegakkan khilafah. “Adapun hukum menegakkan Khilafah Islamiyah adalah wajib!” tegasnya.
Menurutnya, hukum ini tidak bisa diubah; baik membuat orang radikal atau tidak.  Sama seperti shalat, shaum, haji, dan jihad, maka aktivitas-aktivitas ini berhukum wajib, dan hukumnya tidak akan pernah berubah selama-lamanya, walaupun shalat, shaum, haji, dan jihad menyebabkan orang radikal.
Gus Syam menyatakan materi Khilafah Islamiyah ditakuti oleh musuh-musuh Islam dan kaum Muslim.  “Pasalnya, ketika umat Islam menyadari kewajiban dan urgensitas menegakkan Khilafah Islamiyah, mereka pasti terdorong untuk menegakkan dan memperjuangkannya,” ungkapnya.
Keadaan ini, tentu saja akan mempercepat berdirinya Khilafah Islamiyah, atas ijin Allah SWT. “Dan pada saat yang bersamaan, sistem kufur akan luruh dan binasa,” tegasnya.
Lantaran, pada saat Khilafah berdiri, sistem kufur dihapus secara total dan diganti dengan sistem Islam. Khilafah juga melepaskan kaum Muslim dari semua bentuk penjajahan sistemik yang dilakukan oleh negara-negara kafir dan penguasa-penguasa anteknya.  “Inilah beberapa faktor yang menyebabkan mengapa materi Khilafah Islamiyah ditakuti,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa mengkritisi buku panduan pengetahuan keagamaan untuk SMA dan Madrasah Aliyah (MA) yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) dan sudah diajarkan di sekolah-sekolah dan madrasah.
”Di materi fikih bab 1 ada pelajaran tentang ’Khilafah’. Ini kalau gurunya tidak menjelaskan secara komprehensif muridnya bisa radikal,” katanya di Aula Yayasan Khadijah Surabaya, Ahad (22/12).
Menurut Khofifah, itu merupakan sebuah keteledoran yang ke depannya diharapkan tidak terulang lagi. ”Bagaimana mungkin kita seringkali menyuarakan kalimat ’hubbul wathon minal iman’, tapi pelajarannya tentang khilafah,” tandasnya seperti dilansir jaringnews.com.[]

Refleksi 2013; Meski Kaya Sumber Daya Alam, Indonesia Jago Ngutang


Mediaumat.com- Pembangunan di Indonesia ternyata lebih mengandalkan utang daripada sumber kekayaan alam. Hingga September 2013, utang pemerintah Indonesia mencapai Rp 2.273,76 triliun. “Jumlah utang ini naik naik Rp 95,81 triliun dibandingkan dengan posisi Agustus 2013,” ungkap Ketua Lajnah Maslahiyah DPP HTI Arim Nasim kepada mediaumat.com, Rabu (25/12) melalui surat elektronik.
Arim menyatakan , bila dibandingkan dengan utang di akhir 2012 yang sebesar Rp 1.977,71 triliun, utang pemerintah di September 2013 naik cukup tinggi. Secara rasio terhadap PDB total di 2012, utang pemerintah Indonesia berada di level 27,5 persen hingga September 2013.
“Utang ini menjadi andalan Indonesia karena kekayaan alam telah tergadaikan kepada asing!” pungkasnya.
Sebelumnya, Rektor Universitas Gajah Mada (UGM) Prof Pratikno mengatakan, hingga September aset negara sekitar 70-80 persen telah dikuasai bangsa asing. “Tanpa usaha keras untuk mengambilnya kembali, aset itu semuanya akan jatuh ke tangan orang asing!” tegas Pratikno. [] 

Dituduh Teroris, Belasan Warga Mengaku Diperas Oknum Kapolsek

Mediaumat.com- Belasan warga di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan mengaku dimintai uang oleh salah seorang oknum Kepala Kepolisian Sektor, dengan iming-iming dihapus dari daftar terduga teroris.

"Kami harus bayar Rp 3 juta supaya nama kami dihapus dari daftar terduga teroris," ungkap Syamsul Alam, salah satu warga itu, Rabu (25/12/2013). Peristiwa ini menimpa 11 orang warga Desa Liliriawang, Kecamatan Bengo.

Kejadian bermula dari penembakan terduga teroris Suardi (51) oleh Detasemen khusus (Densus) 88 pada Kamis (17/10/2013). Sesudah tewasnya Suardi, 11 warga yang dicurigai sebagai rekan Suardi diperiksa oleh kepolisian terkait pengajian mereka.

Kesebelas warga itu adalah Syamsu Alam, Ilham, Jainuddin, Bachtiar, Darwis, Emmang Labase, H Hasse, Habib, Firman, Aco, dan Masaile. Mereka tak ditahan meski menjalani beberapa kali pemeriksaan di kepolisian.

Sementara pihak kepolisian yang dikonfirmasi terkait dengan pengakuan warga ini mengaku belum mendapatkan laporan dan menyarankan agar warga yang keberatan segera melaporkan hal ini ke Mapolres setempat.

"Belum ada laporan dan kalau memang ada yang merasa dirugikan silakan melapor ke kantor pasti kami akan proses," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Bone, AKP Ali Tahir.[] (kompas/fm)

Refleksi 2013, Sosial Budaya Kian Rusak dan Liberal


Mediaumat.com- Pengamat Sosial Iwan Januar menyatakan di tahun 2013 sosial budaya semakin rusak dan liberal. “Demokrasi yang digadang-gadang mampu melahirkan tatanan masyarakat yang lebih baik ternyata sebaliknya. Masyarakat kian liberal dan terputus jalinan persaudaraannya,” ungkapnya kepada mediaumat.com, Jum’at (27/12) melalui surat elektronik.
Ia mengingatkan selama 2013, konflik antar anggota masyarakat berlangsung hampir setiap saat. Setiap masalah berujung kepada kekerasan, anarkisme. Bentrok antarkampung, antarsuku, antarpreman, antarsekolah, antarormas, antarpendukung calon kepala daerah, bahkan antargeng mewarnai pemberitaan televisi. Dan negara dibuat tak berdaya.
“Budaya kekerasan ini berimbas kepada lahirnya manusia-manusia sadis. Kriminalitas tumbuh sampai taraf yang mengkhawatirkan. Pembunuhan terjadi dengan berbagai modus,” simpul anggota Lajnah Siyasiyah DPP Hizbut Tahrir Indonesia tersebut.
Ia pun mencontohkan berbagai kasus  yang diangkat media massa. “Ada mutilasi (kasus Benget di Jakarta Timur) bahkan kepada orang terdekatnya (istri), menggunakan pembunuh bayaran (kasus Holly), dibunuh lalu dimasukkan koper (kasus Tante Heny), dibunuh pasangan suami istri (kasus penari telanjang) dan sebagainya.”
Sementara di kalangan remaja terjadi degradasi moral yang luar biasa. Seks bebas menggejala. Video mesum tak hanya dibuat kalangan dewasa, tapi remaja bahkan siswa SMP. Bahkan ada pelajar SMP di Surabaya yang menjadi mucikari untuk kawan-kawannya sendiri. Tak heran jika sekarang anak seusia SD pun ada yang melahirkan (kasus di Musi Banyuasin, Sumsel).
Tingginya angka perilaku seks bebas berimbas pada bertambahnya jumlah pengidap HIV/AIDS di kalangan remaja. Nah, demi mengerem wabah penyebaran virus HIV, pemerintah melalui Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) bersama DKT Indonesia dan Kementerian Kesehatan kemudian menggelar Pekan Kondom Nasional (PKN) pada 1 Desember hingga 7 Desember lalu dengan membagikan kondom secara gratis. Kebijakan ini disinyalir akan kian menyuburkan seks bebas.
“Tapi program ini dihentikan di tengah jalan setelah mendapat tantangan keras dari berbagai pihak,” terangnya.
Di sisi lain, pendidikan yang diharapkan mampu melahirkan generasi terbaik, gagal. Banyak koruptor justru pernah mengenyam pendidikan tinggi. Bahkan diantaranya ada yang bergelar profesor dan doktor.
“Terbukti, pendidikan yang berjalan kering dari nilai-nilai moral dan etika, apalagi agama. Yang terlahir justru generasi yang permisif, hedonis, materalis, dan individualis,” ungkapnya.
Pemerintah sendiri seperti tak peduli dengan nasib generasi ini. Perhelatan Miss World digelar di Indonesia dengan berbagai dalih. Padahal semua tahu perhelatan itu adalah ajang eksploitasi wanita oleh kaum kapitalis.
“Akibat tekanan dari berbagai pihak, khususnya dari kalangan ormas Islam, akhirnya kontes Miss World dipindahkan ke Bali. Seolah dengan cara itu pemerintah telah berbuat kebaikan, padahal esensi ekploitasinya tetap saja terjadi,” pungkasnya.[] 

Jumat, 22 Maret 2013

Jebakan Sistem Kufur Demokrasi!

Sistem demokrasi kembali memakan korban. Kali ini menimpa petinggi partai berasaskan Islam yang menjadi tersangka korupsi. Meskipun masih tersangka dan harus dibuktikan oleh pengadilan, tak ayal lagi bagi kita umat Islam, ‘musibah’ ini tentu menyedihkan. Kita juga berharap tuduhan korupsi itu tidak terbukti secara hukum.

Menyedihkan karena tuduhan korupsi kali ini menimpa aktivis partai yang secara resmi menyatakan asasnya Islam. Akibatnya, serangan bukan hanya kemudian ditujukan kepada individu atau partai, tapi juga Islamnya. Kasus ini menjadi santapan lezat kelompok-kelompok sekuler berikut jaringan media yang mereka kuasai untuk menyerang Islam.

Muncullah berbagai ‘sesat pikir’ yang menyerang Islam. Seperti tuntutan agar Islam dipisahkan dari politik, Islam dipisahkan dari partai. Tuntutan yang jelas tidak nalar dan sekaligus tidak nyambung. Bagaimana mungkin Islam yang disalahkan, padahal sangat jelas, korupsi adalah hal yang diharamkan oleh Islam. Korupsi jelas merupakan penyimpangan dari ajaran Islam.

Apalagi, meskipun berasas Islam, partai-partai Islam yang ada masih patut kita pertanyakan kesungguhannya untuk memperjuangkan syariah Islam secara total dalam negara Islam atau Khilafah. Apalagi ada kecenderungan partai yang berasas Islam, dalam kenyataannya mengarah kepada partai terbuka dan bersikap plural. Seruan-seruan penegakan syariah Islam atau mendirikan negara Islam, justru belakangan menjadi isu yang semakin dihindarkan dengan berbagai alasan yang sifatnya pragmatis.
Dan perlu kita tegaskan lagi, korupsi justru lebih banyak dilakukan oleh partai-partai sekuler. Data Sekretaris Kabinet Dipo Alam menunjukkan sepanjang 2004-2011 Presiden menerima permohonan izin pemeriksaan ratusan pejabat negara dari parpol dalam perkara korupsi.

Dari jumlah itu, Partai Golkar bertengger di urutan teratas dengan 64 orang, disusul PDIP 32 orang dan Partai Demokrat 20 orang.

Pertanyaanya,  yang marak melakukan korupsi adalah partai sekuler, yang berideologi sekuler, kenapa tidak ada tuntutan untuk mencampakkan ideologi sekuler? Apalagi pada faktanya korupsi yang sekarang terjadi bersifat sistematis, menyeluruh, dan mengakar. Sampai-sampai Ketua DPR Marzuki Alie mengatakan, “Pasti ada lagi yang korupsi, omong kosong kalau enggak!Artinya apa, korupsi yang terjadi bukan hal kasuistik tapi sistemik.

Mengenai hal ini, Hizbut Tahrir berulang-ulang menegaskan pangkal korupsi adalah sistem demokrasi. Ketika kedaulatan diserahkan kepada manusia atas  nama rakyat, hukum pun kemudian ditentukan oleh manusia untuk kepentingan manusia. Dalam kondisi seperti ini uang menjadi panglima yang menjadi tujuan kepentingan manusia dan paling memengaruhi manusia.

Ditambah realitas sistem demokrasi yang memang mahal. Terjadilah politik transaksional, jual beli kekuasaan. Di sinilah demokrasi menjadi pangkal korupsi untuk membiayai mahar politik yang mahal atau mempertahankan kekuasaan yang membutuhkan modal yang besar. Balas budi pun harus dilakukan kepada pemberi modal politik. Terjadilah lingkaran setan, money to politics dan politics to money. Kebijakan politik bukan lagi untuk kepentingan rakyat tapi kepentingan elite politik dan pemilik modal!

Jadi yang seharusnya dilakukan bukan menjauhkan Islam dari politik, atau memisahkan partai dari Islam, atau memisahkan negara dari Islam. Politik justru menjadi kotor ketika Islam tidak lagi menjadi landasannya dan syariah Islam tidak lagi menjadi pedomannya. Negara sekuler gagal dengan berbagai persoalannya karena tidak berdasarkan kepada Islam dan menerapkan syariah Islam secara menyeluruh.

Dan yang terpenting bukan hanya penyebab korupsi, demokrasi merupakan sistem kufur yang harus dicampakkan oleh umat Islam. Sebab, demokrasi dengan asas kedaulatan di tangan rakyat telah menjadikan manusia sebagai sumber hukum. Padahal Islam sudah sangat jelas dan terang benderang menyatakan kepada kita: sumber hukum itu hanyalah Allah SWT, sumber hukum adalah Alquran dan Sunnah.  Yang harus kita lakukan sekarang ini  justru adalah mengganti sistem demokrasi yang menjadi pangkal korupsi dengan sistem Khilafah yang menerapkan seluruh syariah Islam. (Farid Wadjdi)

sumber:  http://mediaumat.com/editorial/4252-99-jebakan-sistem-kufur-demokrasi.html

Senin, 21 Januari 2013

Pemeluk Kristen di Inggris Bisa Minoritas Pada 2018





Tak perlu ditunjukkan kesalahannya, Kristen mulai ditinggalkan oleh pemeluknya. Inilah yang terjadi di Inggris Raya. Banyak orang Kristen di Inggris dan Wales yang tak lagi mau menyatakan dirinya Kristen.
Seperti yang dilansir guardian co.uk (11/12) pemeluk Agama Kristen bisa menjadi kaum minoritas di Inggris dan Wales pada tahun 2018. Hasil analisis sensus terbaru menunjukkan penurunan lebih dari 4 juta jumlah orang yang menyatakan diri beragama Kristen.

Penurunan pemeluk Kristen terjadi dalam sejumlah besar penurunan jumlah orang yang menganut agama manapun, meskipun tren ini sebagian diimbangi oleh peningkatan 1.6 juta jumlah pemeluk Islam.

Pihak sekularis menuding tren untuk menjauhi agama Kristen merupakan peringatan bagi otoritas gereja atas sikap konservatif mereka yang berakibat buruk pada masyarakat. Seperti penolakan penahbisan uskup perempuan dan penolakan terhadap legalisasi perkawinan sesama jenis.

Agama Kristen masih menjadi agama terbesar di Inggris dan Wales. Terdapat 33,2 juta pemeluk atau 59 persen dari jumlah penduduk menyatakan mereka beragama Kristen. Namun, terdapat 14,1 juta orang atau seperempat dari jumlah penduduk yang mengatakan mereka tidak beragama (atheis).
Jumlah terbesar orang yang tidak beragama terdapat di kantong-kantong mahasiswa Brighton dan Norwich, di mana lebih dari 42 persen mahasiswanya mengatakan mereka tidak memiliki afiliasi keagamaan. Lalu diikuti oleh wilayah Selatan Wales Bleanau Gwent, Caerphilly dan Rhondda (semuanya sekitar 41 persen).

Seorang juru bicara untuk Gereja Inggris mengatakan, angka itu "menegaskan bahwa kami tetap merupakan bangsa yang beragama" tetapi mengakui "penurunan terhadap orang yang mengaku dirinya sebagai orang Kristen adalah sebuah tantangan".
British Humanist Action (BHA) mengalkulasi bahwa jika perubahan jumlah pemeluk Kristen selama dekade tahun 2011 berlanjut pada tingkat linear, pemeluk Kristen akan menjadi minoritas pada sensus bulan September 2018.
BHA mengatakan angka-angka pada sensus itu digunakan di parlemen untuk membenarkan perluasan sekolah-sekolah agama, uskup-uskup pada Majelis Tinggi Parlemen Kerajaan Inggris (House of Lords).

Jumlah Muslim Meningkat
Saat pemeluk Kristen menurun,  di sisi lain orang-orang yang mengidentifikasi diri mereka sebagai Muslim pada tahun 2011 berjumlah 2,7 juta, naik dari 1,55 juta pada tahun 2001. Kaum Muslim kini mencapai 4,8 persen dari jumlah penduduk, dibandingkan dengan 3 persen pada tahun 2001. Populasi Muslim sangat terkonsentrasi, di mana 12,4 persen penduduk London sekarang beragama Islam, diikuti oleh wilayah West Midlands, Yorkshire dan Humber (keduanya di bawah 7 persen).

Wilayah dengan populasi Islam yang berkembang paling cepat adalah Redbridge di London, yang tumbuh sebesar 11,4 persen selama satu dekade, dan Luton dan Slough, yang keduanya naik 10 persen.
Peningkatan jumlah pemeluk Islam di Inggris antara lain disebabkan semakin banyaknya mereka yang memeluk agama Islam. Sebuah studi yang dilakukan oleh kelompok Faith Matters menemukan jumlah mualaf di Inggris kini telah melewati 100.000 orang. Jumlah ini naik dua kali lipat dalam sepuluh tahun. Laporan itu memperkirakan bahwa hampir dua-pertiga mualaf itu adalah kaum perempuan, dengan usia rata-rata 27 tahun—seperti halnya Matthews.

Yang menarik meskipun Islam terus menerus disudutkan, mereka yang memeluk agama Islam justru meningkat. Survei YouGov baru-baru ini menyimpulkan bahwa lebih dari setengah masyarakat Inggris percaya Islam adalah pengaruh negatif yang mendorong ekstremisme, penindasan perempuan dan ketidaksetaraan. Namun statistik membuktikan konversi Islam menunjukkan perkembangan yang signifikan. Islam adalah agama yang berkembang tercepat di dunia.

Menurut sosiolog Brice salah satu faktor kenapa banyak wanita Inggris yang memeluk Islam karena agama Islam menekankan pada kewajiban menghormati orang tua dan perempuan. “Banyak orang, dari semua lapisan masyarakat, meratapi hilangnya tradisi menghargai  orang tua dan perempuan, misalnya. Ini adalah nilai-nilai yang termuat dalam Alquran, yang umat Islam harus hidup dengannya,”  ujar Brice.
“Banyak perempuan mualaf di Inggris juga mengonversi agamanya karena tertarik dengan kehangatan hubungan di antara sesama Muslim. “Beberapa tertarik untuk merasakan kembali nilai-nilai yang telah mengikis di Barat,” kata Haifaa Jawad, dosen senior di Universitas Birmingham yang telah mempelajari fenomena konversi agama.

Berkaitan dengan penambahan jumlah Muslim ini Julian Bond, Direktur Forum Islam Kristen mengusulkan agar pemerintah lebih mengakodomasi aspirasi umat Islam. "Ini adalah persentase yang terus tumbuh dan kita perlu memikirkan cara terbaik untuk terlibat dengan Islam dan kaum Muslim dan memikirkan apakah orang perlu memiliki hari libur untuk Idul Fitri, bagaimana mengakomodasi bulan Ramadhan dan bagaimana Islam diajarkan di sekolah-sekolah," kata Julian Bond.

Sumber: mediaumat.com & islamtoday

Khilafah Memenuhi Kebutuhan Perempuan


Mediaumat.com.Jakarta- Berbeda dengan kapitalisme yang eksploitatif terhadap perempuan, khilafah Islam sebaliknya. “Khilafah tidak akan menempatkan wanita dalam penderitaan,” ujar Iffa Ainur Rochmah pada wartawan saat konferensi press Konferensi Perempuan Internasional (KPI), Sabtu (22/12) di Hotel Grand Sahid, Jakarta.
Menurut Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI)  tersebut disadari atau tidak, sistem yang diterapkan saat ini memaksa bahkan memperbudak perempuan dalam mencari nafkah. Sedangkan khilafah memenuhi kebutuhan perempuan dengan mewajibkan laki-laki menafkahi perempuan.
“Bila perempuan tidak mempunyai keluarga laki-laki untuk memenuhi kebutuhan finansialnya maka negara harus bertanggung jawab memenuhinya,” ujar Iffah.
Ia menambahkan, dalam khilafah perempuan bekerja karena pilihan bukan karena tekanan keadaan. “Martabat dan posisi perempuan ditempatkan dalam area sakral dalam khilafah,” pungkasnya.

Sumber: http://mediaumat.com/headline-news/4075-khilafah-memenuhi-kebutuhan-perempuan-.html

Merasa Berdosa, Direktur CIA Mengundurkan Diri





Kepala Badan Intelijen CIA, Jenderal David Petraeus pada hari Jum’at (9/11) telah mengumumkan pengunduran diri dari jabatannya karena melakukan hubungan intim di luar nikah (perzinahan).
Jenderal Petraeus mengatakan dalam surat yang dikirimnya pada para pekerja di CIA bahwa ia telah berselingkuh, dan perbuatan seperti ini tidak semestinya dilakukan, apalagi bagi seorang pemimpin seperti dirinya.
Petraeus adalah jenderal bintang empat yang diangkat sebagai Kepala Badan Intelijen CIA pada bulan April 2011 menggantikan Leon Panetta yang ditarik ke Pentagon guna menjadi Menteri Pertahanan.
Petraeus pernah menjabat sebagai Komandan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pada periode antara tahun 2010-2011. Dan karena perannya ini, kemudian ia diangkat sebagai Kepala Badan Intelijen CIA.
Sebelumnya, Petraeus adalah komandan pasukan multi-nasional di Irak, dan menjabat sebagai komandan pasukan Amerika di Afghanistan tahun 2010.

Sumber: islamtoday

Kaum Muslim Prancis Tuntut Perangi “Islamophobia”


Dewan Muslim Prancis menuntut Presiden Francois Hollande untuk memperlihatkan ketegasan sikapnya terhadap anti-Islam (Islamophobia), seperti sikap keras yang ditunjukkannya terhadap “anti-Yahudi”.
Para anggota Dewan mengungkapkan dalam pertemuan mereka dengan Perdana Menteri Prancis, Jean-Marc Ayrault, tentang harap mereka agar Hollande membuat pernyataan yang mengutuk fenomena anti-Islam (Islamophobia), sama seperti pernyataannya yang mengecam keras eskalasi anti-Yahudi.
Abdullah Zakri anggota Dewan Muslim Prancis mengatakan: “Mengingat maraknya praktik-praktik Islamofobia dan rasisme terhadap umat Islam, maka kami ingin dikeluarkannya pernyataan resmi oleh Presiden Prancis, yang membuat umat Islam juga terlibat dalam kepentingan nasional.”
Zakri, kepala pemantau fenomena Islamofobia di Dewan Muslim Prancis menegaskan bahwa praktik-praktik Islamofobia meningkat sebesar 34 persen di banding tahun lalu.
Dikatakan bahwa Presiden Prancis menganggap perang terhadap anti-Yahudi sebagai masalah nasional, yang disampaikan pekan lalu dalam upacara memperingati para siswa Yahudi yang tewas dalam serangan terhadap sebuah sekolah di kota “Toulouse”.

Sumber: islamtoday

Pelecehan Seksual di Akademi Militer Amerika Memprihatinkan





Mediaumat.com- Sebuah laporanDepartemen Pertahanan AS (Pentagon) mengungkapkan bahwa ancaman pelecehan seksual meningkat di akademi militer, namun para korban enggan untuk melaporkan masalahnya.
Laporan itu berdasarkan survei yang dilakukan di tiga akademi militer atas permintaan Menteri Pertahanan, Leon Panetta, dan laporan diumumkan secara resmi pada hari Kamis (20/12).
Secara rinci survei menunjukkan bahwa “masalah ini semakin memburuk dengan muningkatnya pelecehan dari banyaknya yang melapor, dan masih banyak bukti-bukti pelecehan lainya yang disembunyikan.
Dan beberapa informasi baru yang lebih memprihatinkan berasal dari “The United States Naval Academy” di Maryland, sebab survei menemukan bahwa 225 polisi laut, terutama perempuan, melaporkan bahwa mereka adalah korban dari hubungan seksual “yang tidak diinginkan” pada tahun pelajaran terakhir.
Termasuk dalam “hubungan seksual yang tidak diinginkan” adalah seperti diraba dan dipemerkosa. Namun kasus tersebut hanya ada 12 kasus saja dari mereka yang membuat laporan resmi,” menurut CNN.
Sementara di Academy Militer bergengsi “West Point” di New York, dan Akademi Angkatan Udara di Colorado, maka jumlah pelapor insiden pelecehan seksual meningkat.
Survei menemukan bahwa di dua akademi tersebut  wanita merasa lebih nyaman ketika ia melaporkan kasus pelecehan dan kekerasan seksual yang menimpanya, meskipun ada banyak kasus yang tidak dilaporkan.

Sumber: http://mediaumat.com/news-luar-negeri/4062-pelecehan-seksual-di-akademi-militer-amerika-memprihatinkan.html

7 Muslim Dibantai Densus 88, JAT Desak Polri dan Komnas HAM Bentuk TPF





Mediaumat.com. Jakarta. Selain mengutuk, Jamaah Ansharut Tauhid mendesak  Polri  dan Komnas HAM  membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) yang independen dan transparan untuk mengungkap kasus pembunuhuan brutal Densus 88 terhadap dua Muslim di  Makassar (4/1) dan lima Muslim di Bima (5/1) hanya karena dituduh teroris.
“Tindakan pembunuhan yang dilakukan oleh Densus  tersebut merupakan tindakan extra judicial killing dan masuk pelanggaran HAM berat,” tegas Jubir JAT Son Hadi dalam pers rilisnya kepada mediaumat.com, Ahad (6/1) melalui surat elektronik.
Selain menciderai nilai-nilai kemanusiaan, JAT pun menilai tindakan semena-mena Densus 88 tersebut menciderai pula nilai-nilai keagamaan. “Dan yang lebih memprihatinkan  dua orang dibunuh di teras Masjid Nur Alfiah RS Dr Wahidin Sudirohusodo Makasar di hari Jumat 4 Januari 2013,” terang Son Hadi.
JAT pun mengajak kepada ulama, kyai dan  seluruh elemen umat Islam untuk mewaspadai akan adanya gerakan anti Islam yang menunggangi  institusi Polri (Densus 88) untuk memerangi Islam dan umat Islam dengan dalih perang terhadap terorisme.
Di akhr rilisnya, Son Hadi pun berdoa: “Ya Allah mereka telah membunuh hamba-hamba-Mu dengan brutal dan keji maka hancurkanlah dan azab mereka dengan azab-Mu yang pedih, wa makkaru makarallah wallahu khoiru maakirin.” Aamiiin.

Sumber: http://mediaumat.com/headline-news/4087-7-muslim-dibantai-densus-88-jat-desak-polri-dan-komnas-ham-bentuk-tpf-.html

Banjir, Persoalan Teknis hingga Ideologis





Mediaumat.com. Jakarta. Prof Dr Ing Fahmi Amhar menyatakan kalau banjir itu cuma insidental, maka itu persoalan teknis belaka. Tetapi kalau banjir itu selalu terjadi, berulang, dan makin lama makin parah, maka itu pasti persoalan sistemik.
“Kalau banjir sistemik itu dapat selesai dengan bendungan baru, pompa baru, kanal baru dll, maka itu sistem-teknis,” ungkap peneliti utama di Geospatial Information Agency (former Bakosurtanal) tersebut kepada mediaumat.com, Ahad (20/1).
Namun, kalau itu menyangkut tata ruang yang tidak dipatuhi, kemiskinan yang mendorong orang menempati sempadan sungai, keserakahan yang membuat daerah hulu digunduli, sistem anggaran yang tidak adaptable untuk atasi bencana, pejabat yang tidak kompeten dan abai mengawasi semua infrastruktur, dsb, maka itu sudah terkait dengan sistem-non teknis.
“Sistem non teknis kalau saling terkait dan berhulu pada pemikiran mendasar bahwa semua ini agar diserahkan kepada mekanisme pasar dan proses demokratis, maka persoalannya sudah ideologis,” beber aktivis Hizbut Tahrir Indonesia tersebut.
Kalau benar masalahnya ideologis, maka benar bahwa usaha tuntas mengatasi banjir itu adalah mengganti ideologi itu dengan Islam. “Dan sebuah negara yang ideologinya Islam, disebut Khilafah,” pungkasnya.

Sumber: http://mediaumat.com/headline-news/4100-banjir-persoalan-teknis-hingga-ideologis.html
 

Setelah Diprotes HTI, Dubes AS Datangi Jokowi


Mediaumat.com. Jakarta. Entah kebetulan atau tidak,  sehari setelah didesak Hizbut Tahrir Indonesia agar tidak memberikan izin mendirikan bangunan (IMB) Kedutaan Besar Amerika, Gubernur DKI Jakarta Jokowi didatangi Dubes Amerika Scot Marciel. “Saatnya Jokowi membuktikan anti penjajahan atau tidak,” tegas Ketua DPP HTI Farid Wadjdi kepada mediaumat.com Rabu (9/1).
Farid pun menyebutkan pertemuan Jokowi-Scot Rabu (9 /1)i Kantor Pemprov DKI Jakarta sedikit banyak pastilah menyinggung IMB pemugaran Kedubes AS. Menurutnya, perluasan kantor kedubes AS hanya akan memperkuat kedudukan penjajahannya di Indonesia.
Pasalnya, fungsi intelijen, fungsi ekonomi dan politik AS di Indonesia akan semakin luas. "Sementara kita tahu Amerika adalah negara penjajah. Secara ekonomi, politik, dan intelejen," ujarnya.
Menurut Farid, keberanian Jokowi sering dicitrakan  sebagai sosok pro rakyat dipertaruhkan dalam hal ini. “Jika IMB untuk kedubes AS dikeluarkan berarti Jokowi telah membantu melanggengkan dominasi asing di Indonesia,” pungkasnya.

Sumber: http://mediaumat.com/headline-news/4091-setelah-diprotes-hti-dubes-as-datangi-jokowi.html

Didesak Jangan Keluarkan IMB Kedubes AS, Jokowi: “Belum Bisa Jawab Keinginan HTI”





Mediaumat.com. Jakarta. Gubernur DKI Jakarta  Jokowi menyatakan belum bisa menjawab keinginan Hizbut Tahrir Indonesia yang memintanya tidak mengeluarkan izin mendirikan bangunan (IMB) Kedutaan Besar Amerika.
“Saya belum bisa menjawab atas apa yang diinginkan Hizbut Tahrir, kalau secara ketentuan itu bisa kita lihat nanti dan saya tidak mau mendahului aturan yang ada,” ucapnya kepada delegasi HTI dan ormas Islam lainnya, Selasa (8/1) di kantor Pemprov DKI Jakarta.
Jokowi pun mengaku dirinya belum menguasai medan pembangunan di Jakarta. “Saya belum menguasai medan dan belum menguasai pembangunan-pembangunan di DKI, kalau ada keputusan nanti saya sampaikan,” ungkapnya.
Sedangkan Farid Wadjdi, pimpinan delegasi, menyatakan kepada Jokowi fasilitas yang akan dibangun Kedubes Amerika setelah keluarnya IMB bakal menjadi sarana untuk mengokohkan penjajahan Amerika Serikat atas Indonesia.
“Walau tampak menguntungkan Indonesia karena akan melibatkan ribuan pekerja namun, kerugian yang ditimbulkan karena penjajahan Amerika Serikat di masa datang akan jauh lebih besar,” ujarnya.
Di waktu yang sama, sekitar 300 massa di depan Kantor Pemprov DKI Jakarta membentangkan spanduk dan poster seruan kepada Jokowi agar tidak mengeluarkan IMB Kedubes Amerika. Di antaranya berbunyi: Jokowi, Jangan Keluarkan IMB Kedubes AS dan Jangan Jadikan Jakarta Markas Penjajahan AS!

Sumber:  http://mediaumat.com/headline-news/4090-didesak-jangan-keluarkan-imb-kedubes-as-jokowi-belum-bisa-jawab-keinginan-hti.html